Publik atau pendukung fanatik Jokowi termasuk saya sangat bangga kepada Gibran Rakabuming Raka karena memilih bisnis martabak yang dikenal dengan markobar karena menghindari conflict of interest dengan kekuasaan ayahnya.Mungkin satu-satunya pejabat di Indonesia yang seperti itu.
Kini, Gibran justru membangun potensi conflict of interest. Isu martabak dengan kini Bacalon Walikota Solo rasanya tidak pas. Memunculkan kekecewaan saja. SBY saja yang menjadikan Ibas sebagai Sekjen Demokrat Ketika SBY Presiden, komentar saya ketika itu tidak baik bagi Ibas dan Demokrat. Alasan saya, karena belum waktunya.
Dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia perbedaan umur yang jauh sangat berpengaruh. Mungkin itulah budaya kita. Di Kepolisian misalnya, Kapolsek yang baru lulus  Akademi Kepolisian memimpin Polisi yang sudah puluhan tahun akan mengalami kesulitan. Jika dilihat sepintas, tidak ada masalah tetapi dalam kenyataan sangat berpengaruh.
Bagaimana dengan pencalonan Gibran menjadi Walikota Solo? Apakah kelebihan atau kelemahan? Jika dilihat dari kepentingan Solo tentu sangat menguntungkan bagi Solo.
Secara batin, Jokowi akan mendukung 100% bahkan prioritaskan proposal Pemerihan Walikota Solo dengan proposal Pemerintah Daerah (Pemda) lain untuk prestasi politik Gibran.Â
Jokowi, semua Menteri dan semua pejabat akan mendekat ke Gibran. Analisisnya, semua pejabat senang memiliki program dengan Gibran.Â
Siapa yang tidak mau dekat dengan Gubran? Pengusaha, Komunitas, dan semuanya akan mendekat dengan Gibran. Mendekat dengan Gibran, sangat menguntungkan. Gibran akan berpotensi menjadi Ketua  Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Sebab, menjadi ketua Apeksi  urusan lebih cepat dengan Presiden.
Gibran berhak menjadi Walikota, Gubernur dan menjadi apapun dijamin Undang-Undang (UU). Tetapi yang dibahas adalah menimbang kelemahan dan kelebihan pencalonan Gibran menjadi Walikota.
Ditinjau dari perkembangan demokrasi untuk kebaikan kepemimpinan Jokowi, Gibran, dan rakyat Indonesia. Pencalonan Gibran dan Bob Nasution menjadi Walikota kota Medan kemungkinan akan mengganggu  tingkat kepercayaan kepada Jokowi.
Ideal bagi Jokowi  jika anak dan menantunya masuk ke pemerintahan setelah Jokwi tidak lagi Presiden. Dengan demikian Bahasa yang disampaikan menghindari conflict of interest untuk kemajuan bangsa menjadi nyata. Dengan munculnya Gibran dan Bob Bacalon Walikota mereka masuk dalam kategori aji mumpung yang selama ini tidak disukai rakyat.
Gibran dan Bob menjadi Bacalon menjadi metode coba-coba tanpa keringat. Mereka berdua harus mengorbankan kader PDIP tulen yang sudah mempersiapkan diri sejak lama.Â