Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Merayakan Kekalahan untuk Kemenangan yang Lebih Hebat

22 Juni 2020   21:41 Diperbarui: 22 Juni 2020   21:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai detik ini saya masih bingung jika ada orang kalah  dan menyesali kekalahan. Padahal, kekalahan itu ujian bagi kita apakah kita orang sportif atau tidak. Menteri Hukum dan Ham Yasona Laoly adalah kalah dalam pemilihan legislatif  di Daerah Pemilihan (Dapil 2) Sumatera Utara tahun 2014. 

Ketika kalah  selisih suara dengan Trimedia Panjaitan, Yasona diangkat Menkumham. Tahun 90 an seorang guru besar Kedokteran Usu kalah menjadi dekan tetapi menang menjadi rektor USU. Surya Paloh kalah di Kongres Golkar dengan Aburizal Bakrie di Riau. Andaikan  Surya Paloh menang dududk di kursi Golkar nomor satu, mungkin kita tidak akan kita dengar gerakan restorasi ala Nasdem di negeri tercinta ini.

Menteri keuangan era Gusdur adalah orang yang tidak terpilih menjadi Dirut BRI.  Judika Sihotang adalah produk Indonesia Idol yang kalah dengan almarhum Mike Mohede. Ketika  Judika Sihotang kalah  banyak pendukung Judika merasa juri tidak fair, tidak adil dan lain sebagainya. Kini, Judika bersinar di dunia music Indonesia. 

Ketika kalah, Judika tidak menyeesal tetapi dia makin kreatif dan kerja keras. Hasil kerja kerasnya kini memperlihatkan aslinya.  JTP Hutabarat adalah orang kalah menjadi Bupati  Tapanuli Utara (Taput) beberapa waktu lalu, kini menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. JTP bisa saja akan menjadi Gubernur Sumatra Utara atau anggota DPR atau keinginan yang lain yang lebih besar.  

Ketika JTP kalah menjadi Bupati Japut, pendukungya merasa langit serasa runtuh. Banyak cerita yang kalah justru  menaikkan  dirinya untuk menggapai cita-citanya.  Jusuf Kalla yang 2 periode  menjadi Wapres adalah menteri era Gusdur yang dipecatnya.  Wiranto yang kini Wantimpres pun pernah dipecat Gusdur.

Ketika saya kuliah  sering saya bercanda sama teman-teman cinta cintamu ditolak  putri kades, putri camat tidak apa-apa, jika ditolak putri camat putri Bupati bisa juga. Jika ditolak putri Bupati,  anak Gubernur lumayan lah.  Guyonan ini sebetulnya bertujuan agar kawan-kawan ketika itu tidak mudah putus asa. Cinta ditolak itu bukan berarti langit sudah runtuh sehingga  mengganggu  fokus belajar. 

Ditoalk si A akan dapat si B yang lebih baik. Logika si A menolak bukan berarti si B akan lebih buruk dari si A, bukan?.   Dan, guyonan saya itu terjadi dalam diri saya   ketika saya menemukan putri raja yang pintar lulusan Universitas terkemuka di  Jakarta.  Mendapatkan putri yang pintar memang impian saya ketika muda.

Lalu, mengapa banyak orang seolah langit akan runtuh ketika terjadi penolakan atau kalah dalam kompetisi?.  Mengapa ada kerusuhan dalam organisasi  dalam perebutan ketua organisasi?.  Mengapa ada orang menghalalkan segala cara untuk menang?. Bukankah cara itu meracuni diri dan organisasi itu?.  Mengapa politik disebut kotor?.

Sejak mengenal organisasi, ketika tidak terpilih menjadi pengurus saya tidak pernah mengeluh dan tidak mengurangi loyalitas saya terhadap organisasi yang saya ikuti.  Demikian juga dalam bekerja. Di kantor saya tidak pernah takut dipecat atau apapun.  Hidup saya itu santai dan serius.  Demikian juga dalam tulis menulis. Jika tulisan saya ditolak redaksi, saya tidak pernah mengeluh walaupun  Koran lokal.  Suatu ketika, tulisan saya ditolsh harian yang terbit di Medan. Setelah ditolak, saya kirim ke harian  nasional dan dimuat.   Andaikan tak ditolak, tulisan itu tidak akan dimuat  harian nasional. 

Dalam menjalani hidup ini kita mengisi diri dengan pengetahuan dan tidak perlu kompetisi yang tidak penting. Tidak perlu menonjolkan diri karena justru tidak disenangi orang. Hiduplah biasa saja dan penuh dedikasi. Sekali-sekali atau sering bercanda, tentu canda yang cerdas dan mendidik.  Canda membuat kita  akrab dengan banyak orang dari semua kalangan. Tentu saja kerendahan hati.  Kerendahan hati akan menolong kita untuk menerima kekalahan dan penolakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun