Aku menyusun cinta pelan-pelan
dalam hening kata yang berebut tempat
diantara bising dan berisiknya jalanan kotamu.
tak bisa ku ucap,
kata-kata menyelinap ke kepalaku
maka ku tulis engkau
sebagai huruf-huruf pucat yang gusar dan gemetar
tempat sembunyi gugup-gagu mulutku
hingga tak satu makhluk pun tahu.
Aku melahap bulat-bulat kalimat malam
Yang berempati pada jasad ini
Dan cahaya bulan yang makin lansia
Masih saja setia merangkul lemah prasangka hati.
Aku dengar,
Hujan kan mengguyur kotamu esok siang
Jalanan bising dan berisik nanti berganti diam
Temuilah hening kata-kataku
Ia terjepit diantara garis gerimis
Kedinginan dan hanya sendiri.
Jogja, 25 April 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!