Mohon tunggu...
muhammad yunus
muhammad yunus Mohon Tunggu... -

pemimpin yg baik adalah yang mendidik rakyatnya menjadi cerdas bukan cerdas otak melainkan hidupnya artinya tau harkat dan martabatnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Asertivitas

4 Februari 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:49 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Allah lapangkahlah dadaku untukku, mudahkanlah urusanku untukku dan mudahkanlah perkataanku dimengerti"

Asertivitas adalah suatu kemampuan komunikasi untuk mengatakan segala sesuatu yang ingin disampaikan, dirasakan, dipikirkan kepada org lain secara lugas dan terang. Asertivitas yang sering disebut dengan seni berbicara menjadi sebuah kebutuhan dalam kehidupan manusia. Baik sebagai profesi, mahasiswa, hidup bermasyarakat maupun beribadah kepada tuhan dg suara lembut dan baik.

Bisa dibayangkan jika seorang guru tidak dapat menerangkan pelajaran dg efektif maka akan melahirkan kecanggungan pada ketidakpastian sebuah ilmu, begitu juga dg seorang mahasiswa yg tidak mampu memaparkan persentase dg baik, guru yg tidak luas ilmu akan bernilai apabila mampu mengelola kata2 dan menyampaikan dg baik.

Nah disini teori sebab akibat akan terafiliasi. Jeckie chan yg ahli kungfu, gerakan cepat, reaksi hebat serta kelincahan dan kegesitan dlm menyerang, memberikan pukulan dan teknik menahan diri harus melatih gerakan minimal 3.000 x dlm satu gerakan agar memori otak terefles pd setiap gerakan. Begitu juga berbicara dlm menyampaikan pendapat, gagasan, persentasi, keinginan, perasaan dan intrupsi dapat dibentuk dg habits atau kebiasaan berbicara. Minimal ada tiga urgen didapat dlm pembentukan habits sebelum menguasai asertivitas.

Pertama menghilangkan nervest atau kegugupan. Sering berbicara didepan umum, selalu bertanya dan mendengarkan perkataan org lain adalah key atau kunci dalam membangun kemampuan berbicara karena pembicara yg baik adalah pendengar yg baik.

Kedua addictive atau ketagihan. Setelah sering berbicara didepan umum, dapat menyampaikan semua yg dirasakan dan dipikirkan. Berbicara akan menjadi sebuah ketertarikan (hobi) dlm berekspresi karna ketika menyampaikan sesuatu ada kepuasan tersendiri yg terasa.

Ketiga pembentukan mindset. Jika berbicara sudah menjadi hobi maka mindset atau pola fikir akan terorganisir dg sendiri dlm setiap memahami perkataan org lain sehingga kita dapat memaparkan sesuatu dg lugas dan dapat membangun keterkaguman terhadap dialektika yg tersusun rapi dan berisi.

Sebagai penutup felix y siauw pernah berkata keahlian tidak dilahirkan melainkan dibentuk, setiap manusia dapat berbicara dg baik melalui habits, bukan habits berbicara seperti biasa tetapi habits berbicara didepan umum. Sampaikan semua pendapat yg ingin dikatakan walaupun awal terbata2 tanpa kalian sadari sesungguhnya itulah akhir dari ketidakpastian dalam berbicara didepan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun