Mohon tunggu...
Gunung Harjanto
Gunung Harjanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Semangat!!!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjadi Penulis Senior di Kompasiana

14 November 2017   15:13 Diperbarui: 14 November 2017   15:22 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diambil dari: officialbabybee.com

Menjadi Penulis Senior di Kompasiana

Setelah lama tidak membuka situs kompasiana, akhirnya iseng juga untuk membuka akun yang pernah didaftarkan beberapa tahun yang lalu. Ada beberapa perubahan yang tampak. Salah satu nya adalah adanya pelabelan atau pangkat yang diberikan oleh kompasiana kepada para kontributor berdasarkan poin yang mengacu kepada jumlah viewer, jumlah konten, Jumlah komentator pada konten, rating serta pilihan

Melihat rating yang diberikan kepada saya, maka kesimpulan system penilaian adalah postingan bernilai 5 point, sedangkan untuk yang lain (jumlah viewer, komentar, rating dan pilihan) diberikan satu point untuk masing masing jumlah.

Kemudian seperti yang sudah diketahui, untuk pangkat para penulis dibagi menjadi  7 (tujuh) tingkatan. Yaitu

Debutan 100-500 poin
Junior 501-1500 poin
Taruna 1501-10000 poin
Penjelajah 10001-50000 poin
Fanatik 50001-100000 poin
Senior 100001-250000 poin
Maestro 250001-1000000 poin

screenshot pribadi
screenshot pribadi
Bisa jadi dengan adanya pemberian pangkat kepada para kontributor ini strategi untuk mempertahankan para penulis lama yang jam terbangnya sudah tinggi. Dengan embel embel memberi penghargaan secara administrasi kepangkatan.

Dengan adanya kepangkatan ini bisa jadi membuat beberapa penulis lama di kompasiana menjadi lebih merasa berada pada level yang lebih tinggi. Apalagi jika ada komen dan berseberangan dan di sampaikan oleh mereka yang dilabeli oleh kompasiana sebagai debutan atau Junior.
Jauh sebelum ada perpangkatan pada kompasiana, telah ditulis kejengkelan penulis karena dikomentari oleh seorang yang merasa senior di kompasiana. Dia tertawa jengkel ria dalam menuangkan kekesalan pribadi dengan mengatakan bahwa platform ini gratis utk semua warga dan tidak ada pembagian senior junior (pada waktu itu). Dan ternyata sekarang malah di legalkan oleh kompasiana.

Pengalaman Menjadi Penulis di Kompasiana

data-emis-pps-wajar-dikdas-muadalah-pdf-5a0aa4885e13730dbc484c82.jpg
data-emis-pps-wajar-dikdas-muadalah-pdf-5a0aa4885e13730dbc484c82.jpg
Setidaknya kompasiana telah memberikan lahan bagi saya untuk menuangkan apa yang di pikiran saya pada dunia maya dengan cakupan yang lebih luas. Selain itu bisa belajar dari mereka yang sudah lama dan berpengalaman dalam menuangkan ide dan pikiran ke dalam tulisan secara lebih tertata dan terstruktur serta informatif dan dengan balutan lebih menarik.

Dengan menulis di kompasiana menjadikan lebih terbuka wawasan terhadap pemikiran orang secara personal dan melihat banyak penulis yang berbakat dari penjuru Indonesia. Serta menimba pengalaman tanpa perlu mengalami sendiri kondisi situasi yang dialami oleh orang lain.
Selain itu ternyata sering terjadi perdebatan dan tulisan saling serang dan menjatuhkan antara orang -- orang yang ahli dan pintar dalam berargumentasi dan menuangkan pikiran di dalam balutan karya yang dinamakan konten. Semisal perdebatan frontal antara satu penulis dengan kompasianer yang lain berhadap hadapan dan saling sahut menyahut. Ada juga perdebatan dalam skala yang lebih besar yaitu bukan antara 2 orang penulis. Berupa perdebatan dan adu argumen, antara 2 kelompok besar (semisal pendukung presiden vs pengkritik atau pendukung Basuki Tjahaja Purnama Vs Pemenang Pilkada Sekarang).

Meninggalkan Platform Kompasiana dalam Menulis

Seperti disampaikan diatas, sudah lama saya meninggalkan kompasiana dalam dunia tulis menulis. Yang dimaksud meninggalkan kompasiana bukanlah meninggalkan 100 persen dalam menuangkan gagasan di platform ini, akan tetapi jauh lebih banyak menulis pada penyedia jasa layanan gratis dalam ngeblog. Saat ini saya lebih banyak menuangkan apa yang ada di kepala saya dan ingin saya share pada platform wordpress. Tentunya ada pertimbangan kenapa cenderung lebih menyukai platform wordpress dibanding kompasiana. Walaupun secara fair ada juga kelebihan kompasiana dot com dibanding dengan wordpress atau blogger.

Keuntungan menjadi Penulis di Kompasiana dot com

ilustrasi diambil dari: officialbabybee.com
ilustrasi diambil dari: officialbabybee.com
Kompasiana merupakan wadah penulisan gratis bagi yang mau memakainya. Adapun beberapa keuntungan yang bisa didapat yaitu :

Gratis selama anda punya koneksi internet
Pengalaman menulis di platform yang sudah stabil
Mengenal penulis penulis yang sudah lama dan malang melintang di dunia tulis menulis pada dunia maya
Semangat membaca hal informatif yang ditulis oleh kompasianers
Mempunyai SEO yang kuat di dunia internet, seo merupakan cara supaya artikel muncul pada halaman depan di mesin pencarian
Menumbuhkan keberanian berekspresi di dunia maya
Dan mungkin anda sendiri bisa menambahkan apa saja keuntungan menulis di kompasiana

Ketidak beruntungan menulis di kompasiana

ilustrasi diambil dari: pontren.com
ilustrasi diambil dari: pontren.com
Mau saya tuliskan kerugian di kompasiana sepertinya kurang tepat, akhirnya dipilihlah kata tidak beruntungnya jika menulis di platform ini. Diantara yang bisa saya rasakan adalah (bisa jadi rasa saya berbeda dengan anda rasakan) :

Anda bertanggungjawab terhadap tulisan anda dan kompasiana lepas tangan jika ada sesuatu, padahal sudah melewati verifikasi dari tim kompasiana. Seperti diketahui ada disclaimer dari kompasiana terkait tulisan. Akan tetapi adalah hal yang aneh ketika kompasiana cuci tangan kalau ada sesuatu padahal sudah melewati penyaringan dari team mereka. Kalau tanpa ada penyaringan boleh saja kompasiana cuci tangan, akan tetapi tulisan sudah melewati verifikasi atau apalah sebutannya. Seharusnya tetap ada tanggungjawab dari mereka kalo terjadi sesuatu terkait konten yang sudah di acc untuk terbit

Tidak Kecipratan kue hasil iklan. Tulisan anda mau dibaca jutaan orang maka tetap saja anda tidak kebagian penghasilan dari iklan kompasiana. Kecuali beberapa hal tertentu terkait affiliasi atau reward yang hanya sedikit orang mendapatkannya. Secara umum kalau tidak ikut afiliasi dan mendapat reward, mau mendapat view dua ribu perhari tetap saja tidak ada income yang masuk kepada dompet atau rekening anda.
Mau mengelak atau tidak mengakui, kompasiana merupakan bagian dari kompas, yang mana ada beberapa orang yang berpendapat (harap di catat ya min admin : pendapat orang ya) bahwa kompas memiliki kecenderungan membela kelompok atau agama tertentu.

Selanjutnya, anda tidak bisa sesukanya menulis semua yang ada dalam pikiran anda karena ada tim sensor yang melakukan cek sebelum konten anda di persilakan untuk muncul di kompasiana. Pengalaman saya yaitu ketika mempublish suatu artikel kemudian artikel tersebut di tolak oleh admin karena menganggap bahwa gambar yang saya tampilkan terindikasi memiliki hak cipta. (anda tahu sendiri bahwa asas praduga tidak bersalah yang di pakai di indonesia). Sedangkan pada kasus ini saya melihat asas praduga bersalah yang di kedepankan.

Ya kira kira begitulah pengalaman ikutan di kompasiana. Sampai saya lupa pertama kali posting di sini, setelah melihat riwayat ternyata sudah 5 tahunan nongkrong di kompasiana dengan jumlah konten atau tulisan yang memprihatinkan jumlahnya.
Salam NKRI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun