Menjadi Penulis Senior di Kompasiana
Setelah lama tidak membuka situs kompasiana, akhirnya iseng juga untuk membuka akun yang pernah didaftarkan beberapa tahun yang lalu. Ada beberapa perubahan yang tampak. Salah satu nya adalah adanya pelabelan atau pangkat yang diberikan oleh kompasiana kepada para kontributor berdasarkan poin yang mengacu kepada jumlah viewer, jumlah konten, Jumlah komentator pada konten, rating serta pilihan
Melihat rating yang diberikan kepada saya, maka kesimpulan system penilaian adalah postingan bernilai 5 point, sedangkan untuk yang lain (jumlah viewer, komentar, rating dan pilihan) diberikan satu point untuk masing masing jumlah.
Kemudian seperti yang sudah diketahui, untuk pangkat para penulis dibagi menjadi  7 (tujuh) tingkatan. Yaitu
Debutan 100-500 poin
Junior 501-1500 poin
Taruna 1501-10000 poin
Penjelajah 10001-50000 poin
Fanatik 50001-100000 poin
Senior 100001-250000 poin
Maestro 250001-1000000 poin
Dengan adanya kepangkatan ini bisa jadi membuat beberapa penulis lama di kompasiana menjadi lebih merasa berada pada level yang lebih tinggi. Apalagi jika ada komen dan berseberangan dan di sampaikan oleh mereka yang dilabeli oleh kompasiana sebagai debutan atau Junior.
Jauh sebelum ada perpangkatan pada kompasiana, telah ditulis kejengkelan penulis karena dikomentari oleh seorang yang merasa senior di kompasiana. Dia tertawa jengkel ria dalam menuangkan kekesalan pribadi dengan mengatakan bahwa platform ini gratis utk semua warga dan tidak ada pembagian senior junior (pada waktu itu). Dan ternyata sekarang malah di legalkan oleh kompasiana.
Pengalaman Menjadi Penulis di Kompasiana
Dengan menulis di kompasiana menjadikan lebih terbuka wawasan terhadap pemikiran orang secara personal dan melihat banyak penulis yang berbakat dari penjuru Indonesia. Serta menimba pengalaman tanpa perlu mengalami sendiri kondisi situasi yang dialami oleh orang lain.
Selain itu ternyata sering terjadi perdebatan dan tulisan saling serang dan menjatuhkan antara orang -- orang yang ahli dan pintar dalam berargumentasi dan menuangkan pikiran di dalam balutan karya yang dinamakan konten. Semisal perdebatan frontal antara satu penulis dengan kompasianer yang lain berhadap hadapan dan saling sahut menyahut. Ada juga perdebatan dalam skala yang lebih besar yaitu bukan antara 2 orang penulis. Berupa perdebatan dan adu argumen, antara 2 kelompok besar (semisal pendukung presiden vs pengkritik atau pendukung Basuki Tjahaja Purnama Vs Pemenang Pilkada Sekarang).
Meninggalkan Platform Kompasiana dalam Menulis
Seperti disampaikan diatas, sudah lama saya meninggalkan kompasiana dalam dunia tulis menulis. Yang dimaksud meninggalkan kompasiana bukanlah meninggalkan 100 persen dalam menuangkan gagasan di platform ini, akan tetapi jauh lebih banyak menulis pada penyedia jasa layanan gratis dalam ngeblog. Saat ini saya lebih banyak menuangkan apa yang ada di kepala saya dan ingin saya share pada platform wordpress. Tentunya ada pertimbangan kenapa cenderung lebih menyukai platform wordpress dibanding kompasiana. Walaupun secara fair ada juga kelebihan kompasiana dot com dibanding dengan wordpress atau blogger.
Keuntungan menjadi Penulis di Kompasiana dot com