Mohon tunggu...
Guntur Widyanto
Guntur Widyanto Mohon Tunggu... Lainnya - #MembumikanImigrasi

Immigration Analyst | Communication Lecturer | Gratitude is pure happiness. Happiness is sure perfection.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berita Negatif dan Hoaks di Tengah Isu Konspirasi Covid-19

1 Mei 2020   00:47 Diperbarui: 1 Mei 2020   00:41 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini jagat dunia maya kita sedang disibukkan dengan adanya dugaan konspirasi dibalik massifnya penyebaran Covid-19 di tanah air. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya rasa ketidak puasan sekelompok orang terhadap isu dan pemberitaan yang dimuat oleh sebagian besar mainstream media (MSM) yang dianggap memiliki kecenderungan untuk mengangkat berita negatif dibandingkan berita positif terkait Covid-19. 

Terlepas dari kontroversi tersebut diatas, melalui tulisan ini, penulis ingin menyoroti mengenai  berita negatif serta dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap kondisi kehidupan sosial masyarakat.

Pada dasarnya, tidak terdapat definisi khusus yang dapat menggambarkan berita negatif itu sendiri. Berdasarkan sejumlah literatur yang telah penulis baca, menurut hemat penulis, berita negatif adalah sekumpulan informasi yang bernilai fakta tetapi memiliki kemungkinan untuk membawa dampak yang kurang baik bagi masyarakat. 

Sebagai contoh, berita mengenai pengeroyokan massa terhadap seseorang atau sekelompok orang yang patut diduga telah melakukan perampokan atau penjambretan. Sehingga, secara tidak langsung hal ini dinilai dapat menstimulus seseorang yang membaca informasi tersebut untuk memiliki kecenderungan melakukan hal yang sama dibandingkan menyerahkan pelaku kepada pihak yang berwajib. 

Bila dikaitkan dengan penyebaran covid-19 saat ini, salah satu isu yang menurut penulis termasuk ke dalam kategori berita negatif adalah peristiwa penolakan pemakaman seseorang yang meninggal akibat menderita covid-19. Meskipun pemerintah sudah secara tegas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal serupa, namun pada kenyataannya hingga saat ini kita masih mendengar hal tersebut terjadi di lokasi yang berbeda.

Berita Negatif Tidak Sama dengan Berita Hoax

Seiring dengan semakin berkembangnya persoalan di atas, ternyata hingga saat ini tidak sedikit masyarakat yang masih belum dapat membedakan antara berita negatif dengan berita hoax. Lalu, apa saja perbedaan diantara keduanya?

Pertama, melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoax atau hoaks adalah berita bohong. Dalam Oxford English Dictionary, "hoax" diterjemahkan sebagai "malicious deception" atau "kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat". Sementara itu, menurut KBBI, kata "negatif" dimaknai sebagai kurang baik atau menyimpang dari ukuran umum.

Kedua, sumber informasi berasal dari dua hal yang berbeda. Pada berita negatif, sumber beritanya cenderung dapat dipastikan berasal dari informasi yang mengandung fakta atau kebenaran serta dapat dilakukan konfirmasi terhadap sumber informasi tersebut. Sementara itu, berita hoax mengandung sumber informasi yang tidak jelas serta cenderung menyesatkan. Sehingga, keduanya jelas memiliki sumber informasi/berita yang sangat berbeda.

Dari kedua perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa berita negatif tidak sama dengan berita hoax. Keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dari segi definisi dan sumber informasinya. Namun, keduanya memiliki satu kesamaan, yaitu dapat membawa dampak yang buruk bagi masyarakat.

Dampak Berita Negatif dan Hoax Terkait Covid-19 Bagi Masyarakat

Mesikpun bersumber dari informasi yang benar, namun berita negatif ternyata memiliki dampak yang tidak kalah berbahaya dari berita hoax. Mengutip pernyataan Wakil Dekan 2 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ilham Nur Alfian, yang dilansir dari laman timesindonesia.co.id dengan judul "Psikolog Unair : Berita Negatif Bisa Membuat Kepanikan Massal", dikatakan bahwa proses berpikir seseorang didasarkan kepada informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. 

Lebih lanjut, apabila informasi yang diterima lebih banyak yang bersifat negatif dan mengancam diri seseorang, maka akan mempengaruhi reaksi emosi seseorang tersebut menjadi negatif, cemas, takut, dan cenderung khawatir. Hal ini tentu bisa memperparah kondisi seseorang yang terjangkit covid-19 serta menimbulkan kepanikan massal di masyarakat.

Dampak yang sama juga dapat ditimbulkan dengan maraknya berita hoax yang berkaitan dengan penyebaran covid-19. Untuk itu, perlu adanya hubungan yang baik antara masyarakat dengan media. Salah satunya, dengan melahirkan dorongan dari masyarakat kepada media untuk memberikan porsi yang lebih besar terhadap berita positif yang berkaitan dengan covid-19. 

Seperti informasi mengenai sejumlah warga yang saling bergotong-royong untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga yang diduga terpapar covid-19 dan diharuskan melakukan isolasi mandiri di rumah, peningkatan presentase harapan sembuh seseorang yang positif covid-19, serta secara massif mengedukasi masyarakat mengenai penerapan pola hidup bersih dan sehat serta physical distancing.

Selain itu, masyarakat juga diharapkan lebih cermat dalam menyikapi suatu berita. Pastikan bahwa informasi tersebut bernilai fakta dan lebih bijak untuk membagikan informasi yang bersifat positif. Dengan adanya sinergisitas tersebut, diharapkan bangsa ini dapat segera memenangkan peperangan dalam menghadapi covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun