Mohon tunggu...
Guntur Suyasa
Guntur Suyasa Mohon Tunggu... -

Saya pencinta tanaman, sejarah, filsafat,olahraga dan komik. Profesi saya pemandu wisata untuk wisatawan Prancis. Lahir di Bali, dan pernah tinggal lama di Yogyakarta. Suka menulis terutama saat musim "low season" pariwisata. Berlatih Yoga dan Chi Kung untuk kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayan, Made, Nyoman, Ketut

15 Januari 2011   21:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 6114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun jika bicara lebih rinci, ketiga titel hirarki kelahiran orang Bali memiliki sinonim; untuk Wayan: Putu, Kompiang, atau Gede; untuk Made: Kadek atau Nengah; untuk Nyoman: Komang. Ketut yang istimewa tak bersinonim.

Seperti orang Jawa, orang Bali tidak memiliki nama marga atau nama keluarga (family name).  Walaupun menurut lontar, keluarga kami tergolong dalam klan Kubayan, nama keluarga ini tidak secara eksplisit ditambahkan dalam sistem penamaan. Jadi kalau di lihat dari kaca mata orang barat kami hanya memiliki first name tanpa family name. Konon ini memudahkan orang untuk menyamar di waktu perang.  Bahkan bila terpaksa, setelah kekalahan militer, seorang bangsawan bisa mengaku sebagai orang kebanyakan. Dan seluruh keturunannya pun terpaksa memakai titel I dan Ni.

Namun demikian tentunya ada pengecualian, saya secara pribadi mengenal teman-teman yang memiliki nama marga seperti orang Batak. Misalnya ada yang turun temurun dengan jelas menambahkan nama marga atau sub marga sepeti  Dusak, Pendit, dan lain lain di belakang nama depan . Misalnya (hanya rekayasa), Wayan Sujana Pendit.  Di jaman modern ketika nama keluarga jadi penting untuk urusan paspor atau kalau tinggal di luar negeri, beberapa keluarga Bali yang progresif membuat nama marga baru yang biasanya diambil dari nama seorang ayah yang berpendidikan tinggi dan "sukses".

Banyak hal yang berubah di Bali sejak  kemerdekaan Indonesia. Bila di zaman kakek atau bapak saya, orang menamai anaknya sekehendak hati, sering tanpa arti, atau hanya onomatope, di zaman saya, orang-orang mulai ramai memakai nama yang berasal dari bahasa Sanskerta. Waktu SD di tahun 1980-an, teman-teman saya memakai nama depan (first name) yang "megah".  Misalnya (ini cuma rekayasa untuk menghindari ketersinggungan) : Sujana yang bermakna orang yang terpelajar, Astika yang bermakna yang percaya Tuhan, Danapriya yang bermakna harta utama, Gunawan yang berarti ia yang memiliki kualitas.  Kecenderungan ini menunjukkan  demokratisasi, karena dahulu umumnya hanya kaum bangsawan dan brahmana yang bernama gagah, serta kesetaraan edukatif di mana orang kebanyakan mulai bersentuhan dengan istilah-istilah Sanskerta karena pelajaran formal agama yang diajarkan di sekolah dan mulai membaca teks-teks filsafat India.

Namun ada hal yang menarik, walaupun kami mulai bernama indah, nama-nama kuno tetap bertahan secara natural, mereka berinkarnasi menjadi nama-nama panggilan atau kecil kami yang biasanya diciptakan seorang anak yang paling kreatif di sekolah.  Karena di lidah kami kata-kata Sanskerta relatif  sulit diucapkan, teman saya Astika dipanggil Mokoh yang artinya gendut, Danapriya diejek Jublag (yang hanya sebuah permainan bumi tanpa makna), Gunawan digelari Badeng karena berkulit gelap. Nama-nama familiar  yang identik dengan gaya penamaan kuno leluhur kami.

==

Tulisan ini adalah versi Indonesia disertai pengembangan dan beberapa penyesuaian dari artikel  L'origine des noms et prénoms Balinais yang  saya dulu tulis untuk www.balirustique.com

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun