Mohon tunggu...
Guntur Suyasa
Guntur Suyasa Mohon Tunggu... -

Saya pencinta tanaman, sejarah, filsafat,olahraga dan komik. Profesi saya pemandu wisata untuk wisatawan Prancis. Lahir di Bali, dan pernah tinggal lama di Yogyakarta. Suka menulis terutama saat musim "low season" pariwisata. Berlatih Yoga dan Chi Kung untuk kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taman Vertikal (Jardin Vertical)

14 Desember 2010   23:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Vertikal (Jardin Vertical)

G. Suyasa

Patrick Blank; Taman Vertikal

Sungguh luar biasa kekayaan  biologis negeri-negeri tropis di  sekitar bentang katulistiwa . Namun  kerap kali bangsa-bangsatempatan  yang dihidupinya kurang  mengapresiasi anugerah alam itu.  Patrick Blanc, seorang botanist  Prancis, mungkin bisa membuka  mata kita akan kenyataan ini.

Pada tahun 1972, lelaki kelahiran  1953 ini berkunjung ke Thailand dan  Malaysia untuk pertama kalinya,  dimana ia menjejakkan kaki di hutan  hujan tropis. Tidak diceritakan  secara detail pengaruh langsung kunjungan itu. Tetapi beberapa tahun berselang ia muncul sebagai pencipta konsep  "jardin vertical"  atau taman vertikal.  Taman vertikal adalah sebuah cara untuk mengkompensasi keterbatasan lahan permukaan tanah dengan pembangunan vegetasi di atas permukaan vertikal. Jika dilihat gambar-gambar dari karyanya,  tampak bahwa pada  kebun-kebun karya lelaki yang sedari kecil suka tanaman  ini,  terserak berhimpitan berbagai tanaman, bagai para epifit yang menempel pada sebuah pohon rimba atau dinding tebing lembab raksasa.

129165273278067274
129165273278067274

Menurutnya, ia ingin mengintegrasikan kembali alam ditempat yang tidak disangkakan  orang pada umumnya. "Orang akan lebih sensitif dengan alam jika tiba-tiba melihat      dinding vegetatif di sebuah Metro daripada melihatnya di sebuah taman," ujarnya.  Sebuah cita-cita yang belum kesampaian karena belum  ada yang  mempercayakan stasiun metro buat dihias oleh dinding hijaunya. Namun hasratnya itu  dapat mewakili visi dan gairahnya

Ia telah menghias berbagai museum dan hotel di Prancis, Eropa, dan belahan dunia lainnya dengan karya-  karyanya yang "megah". Pada 2001, Ia juga mendapat kehormatan untuk  menghias kedutaan besar Prancis di India. Karya pertamanya adalah sebuah "tembok  hijau" yang dibangun pada 1988 di Museum Sains dan Industri  Paris .

Patrrick Blanck kini dikenal sebagai artist, inisiator taman vertical selain botanist. Penampilannya pun senyentrik karyanya. Kalau semasa muda ia kerap berjeans belel di hutan, sekarang ia lelaki berpakaian "chic" dengan rambut dan kuku dicat hijau.

1292362607985913831
1292362607985913831

Manfaat Taman Vertikal Taman vertikal diklaim sebagai salah satu solusi untuk menghadapi pemanasan global.  Di dalam kota selain sebagai penghias yang indah , ia bisa berfungsi mengurangi emisi gas  polutif pemicu efek rumah kaca  dan menjadi sistem  pemurni alami udara. Patrick Blanc sendiri menyatakan bahwa taman vertikal membantu efisisensi energi bangunan, karena sebentuk lapisan udara tercipta antara struktur rangka  taman vertikal dimana  tumbuh-tumbuhan begayut dengan dinging bangunan (srukturnya tidak langsung menempel ketat di dinding). Ini menyebabkan bangunan sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin, sehingga kebutuhan akan sistem pendingin dan pemanas artifisial berkurang. Teknik Pembuatan dan Evolusi Taman Vertikal Patrick Blanc mempatenkan teknik pembuatan tamannya dan tergolong pelit membagi ilmu --- Perlu dicontoh oleh bangsa Indonesia untuk menjaga kekayaan budayanya--- Hanya ada sedikit penjelasan dengan bahasa teknis yang rumit untuk dimengerti yang dapat diakses publik.  Namun secara garis besar dapat dilihat bahwa ia terinspirasi oleh pekerjaannya sebagai peneliti botani yang dulu menyelidiki bagaimana tumbuhan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam hutan tutupan tropis  yang sebagian  diantaranya harus hidup dengan keterbatasan nutrisi, cahaya dan lain-lain. Mungkin bisa  dibayangkan sebuah dinding lembab atau pohon raksasa hutan dengan humiditas yang berasal dari air yang mengalir menetes atau mengalir pelan dari  ketinggian di antara lumut lumut dan menghidupi berbagai kekayaan nuftah tanpa tanah. Sebuah konsep hidroponik. Ia mengunakan struktur mental anti karat, dinding terbuat dari polyamide tempat tumbuhnya akar,  penghantar air dan nutrisi dari pvc. Sebuah konsep yang implementasinya mahal. Oleh sebab itu tak satupun wisatawan atau teman Prancis saya yang mengaku punya jardin vertical di rumahnya. Apalagi mereka (yang tidak tinggal di Paris) rata-rata memiliki lahan 3000 meter persegi yang cukup luas untuk taman biasa. Perkembangan evolutif taman vertikal justru lebih "maju" di negara-negara berbahasa Inggris. Mereka yang berpikir lebih praktikal melakukan berbagai eksprimen. Mereka ingin membumikannya sehingga tidak selalu harus megah, bisa dipindah-pindah (dalam dinding kecil), untuk menanam sayuran dan lain-lain. Namun bagi yang ingin membuat taman ala Patrick Blank dengan simplifikasi Anglo Saxon bisa melihat situs dengan mengklik link di atas  gambar berikut :  manual sederhana ..

12923687071083164940
12923687071083164940
Untuk dinding gambar di atas seorang teman ahli taman mengatakan kalau di Indonesia tropis bisa pakai batang-batang besar pohon pakis yang biasa dipakai untuk bertenggernya anggrek. Sedangkan tumbuhan yang dipakai dari jenis epifit seperti tanduk rusa, pakis-pakisan, anggrek, dll. Evolusi taman vertikal juga tidak mengharamkan media tanah dan bambu. Mungkin gambar di bawah bisa memberi inspirasi.
12923697771186029949
12923697771186029949
Setelah browsing, saya menemukan bahwa di indonesia juga ada yang membuat taman vertikal, malah konsepnya orisinal dan tak kalah dengan taman vertikal luar negeri. Yang ini saya dapat di situsnya Trubus.
12923703671053176775
12923703671053176775
Semoga bermanfaat! === Gianyar Desember 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun