Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Ini

24 Oktober 2020   00:20 Diperbarui: 24 Oktober 2020   00:46 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ini, aku adalah penonton yang kesepian. Disuguhkan makanan dari piring-piring pecah dan minuman dari gelas-gelas retak. 

Terlalu banyak janji yang berserakan di mulutmu. Anyir kuhirup dari kejauhan, di sini, di tempurun kepalaku yang sebesar nuranimu, sebab mungkin telah bercampur dengan darahku.

Bulan ini, kau adalah aktor yang kegirangan. Memainkan peran sesuai skenario sang sutradara. Meskipun alur ceritanya mudah ditebak dan menjemukan.

Terlalu sering film itu kau hidangkan di mataku. Entah berapa banyak biji piala kau menangkan. Mungkin isi lemarimu telah penuh dengan penghargaan. Tapi tidak bagiku.

Bulan ini, kita adalah komentator yang pendiam. Tak ada teori yang benar kecuali pembenaran. Tak ada ada filosofi yang sahih kecuali versimu.

Bagimu, ini yang kau sebut kemajuan? Maaf, menurutku ini kemunduran bung.

Sinjai, 24 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun