Bila malam adalah kedunguanku menunggumu, pada bait-bait sepi yang mulai meletih. Tentang pengharapan yang senantiasa diterbangkan musim, dikaburkan senja dibekap waktu. Lalu lengang adalah tamu yang terbiasa mengetuk pintu kamarku, tempatku menantimu kemarin, hari ini dan mungkin esok. Membuat kita kemudian menjadi kejadian yang tak terjadi dan berulang.
Meskipun gersang yang tak pernah jenuh menanti hujan, akupun sama akan setia memohon padamu. Sebab aku takut bayanganmu berucap selamat malam lalu pergi, aku tak mau itu. Dan sekali lagi kutegaskan, aku takut tak mau.
Biarlah kesunyian adalah diriku, yang berteduh di bawah rindangnya kerinduan, ketidakpastian serta tanpa jawaban dari semua tanya di kepalaku. Karena dengan itu, harapanku untuk memilikimu tetap ada dan setia.
Sinjai, 1 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H