Kau mengajariku cara membaca bukumu. Tentang kalimat pada paragraf yang sengaja kau tebalkan, atau tentang selembar halaman yang ujungnya kau lipat. Agar kita tak berbeda pikiran.
Kau pun tak pernah lupa mengingatkanku, tentang bagaimana seharusnya membuka dan menutup bukumu, juga tentang di mana semestinya tempat menyimpannya. Agar aku selalu ingat di laci mana harus mencarinya.
Kau selalu memberiku petuah, di rumah, di sekolah, di kantor, di pasar, di mall, di jalan, di tempat ibadah. Di mana saja yang menurutmu aku bisa abai dan akan lupa dirimu. Agar aku tak nakal katamu.
Kalaupun aku suatu waktu tak menuruti ujaranmu atau di lain hari tak sadar lidahku membantahmu, maka kau tak akan sungkan memberiku hukuman. Seakan-akan kau lupa sendiri isi bukumu, pada kata yang sengaja kau tebalkan, tentang apa yang kau sebut perbedaan.
Sinjai, 15 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H