Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sisakan Untukku Sebaris Puisimu

22 April 2020   23:52 Diperbarui: 22 April 2020   23:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila pergi adalah kepulangan, aku mohon sisakan untukku sebaris puisimu. Izinkan sepasang tangan ini menulis kembali, pada sehelai daun yang mulai mengering.  

Tak perlu hiraukan musim yang merebah di atas dahan. Sebab keheningan telah menjadikannya beku dan sepi. Lantas, apalagi yang bisa terharap, selain kesepian tanpa lantunanmu.

Tatkala do'a-do'a tak lebih dari mantra-mantra dari mulut kecemasan. Lalu, burung-burung berlarian tinggalkan sayap-sayap yang merintih parau. Yakinlah saat itu, kita mungkin tak lebih dari sebuah keletihan yang kehilangan ibu.

Kemudian aku bertanya mewakili sedihku, "Masihkah ada malam untukku dan untuknya, bukan untuk menagih gelapmu, namun sekedar meminjam pekatnya, untuk mencarimu di ujung kealpaanku.

Sinjai, 22 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun