Katamu, aku adalah luka yang selalu hadir mengingatkan masa lalu. Memaknai kehidupan dari sisi yang tak pernah kau sukai karenaku. Kemudian kita berjalan bersama, meskipun dijalan yang bercabang.
Menurutmu, aku tak lebih dari sebuah kecemasan setiap kali dirimu menatap masa depan. Menjalani putaran waktu yang tak pernah ingin kau lewati denganku. Lalu kita melangkah bersama, walaupun di arah yang berlawanan.
Andaikan suatu hari nanti, waktu yang mempertemukan itu memisahkan kita, mungkin aku adalah kenangan terindah masa lalumu sekaligus kebahagiaan masa depanmu.
Sinjai, 11 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H