Diderasnya perbedaan kita pernah hanyut. Terombang ambing di lautan pemahaman yang bersebrangan. Menganggap keliru pilihan tak sama. Padahal, kita sendiri tak pernah berpikir, bahwa tak kesesuaian nada itu yang membuat sebuah lagu indah terdengar.
Tak perlu kita bertengkar, menikam senja membunuh malam. Saling berdebat pada sesuatu yang kita sendiri tak mampu menyikapinya dengan dewasa. Sebenarnya persoalan, bukan tentang bagaimana kita menyelesaikannya, tapi tentang bagaimana kita menerimanya.
Kalaupun aku keliru mengartikannya, lalu salah menafsirkannya. Bolehkan aku meminta pintalan-pintalan maafmu kau ulurkan untukku. Jangan tersimpan dan menyimpan murka, apalagi luka. Sebab nadaku tak mampu bernyanyi tanpa nadamu.
Lihatlah panggung telah berdiri di atas sana. Menanti kita dendangkan lagu yang biasa kita lantunkan. Sebuah lagu usang tapi tak lekang oleh waktu. Sebuah lagu yang kita namakan "Indonesia Raya".
Sinjai, 3 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H