Buat kau yang pulang menjenguk cerita yang tersisa. Mencari jejak masa kecilmu dalam kenangan. Pada teman yang satu persatu telah menghilang tinggalkan pesan, untuk kerabat yang tak lagi bisa utuh endapkan kesan.Â
Kepulanganmu hanyalah ketegasan kerinduan, tentang ketidak mampuan bersahabat pada kehilangan. Kalaupun itu mengharuskanmu, sebaiknya jangan hari ini saja.
Buat kau yang pulang menemui yang kisah yang terpenggal. Tentang rumah yang tak lagi berayah dan beribu. Air matamu hanyalah pintalan-pintalan isak kesedihan, yang kau tumpahkan di depan pusaranya.
Tak bisa kau pungkiri, tatapanmu adalah kekecawaan yang berkepanjangan akan keadaan. Bukan karena tak bisa lagi menyebut ayah ataukah tak ada lagi tempatmu memanggil ibu. Tapi karena kau tak punya lagi jemari yang membelai rambutmu hingga matamu tertidur dan kehilanganmu akan pangkuan tempat kepalamu tuk merebah.
Buat kau yang pulang sebelum kembali.
Sinjai, 2 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H