Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan

9 Mei 2019   00:37 Diperbarui: 9 Mei 2019   01:35 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau boleh...jangan pernah bertanya padaku tentang arti kekalahan, sebab aku selalu menang disetiap sujud lima waktuku.

Andaikan bisa...jangan selalu kau ungkit tentang makna kebohongan, karena zikir membiasakanku untuk selalu menjaga lisanku.

Kalau boleh...jangan tanyakan lagi bagaimana rasanya kekenyangan, sebab puasa mengajariku tentang arti kelaparan.

Andaikan bisa...jangan selalu menyudutkanku dengan tatapan kemalasan, karena sahur selalu mengingatkanku tentang makna kedisiplinan

Jika kecurangan adalah caramu memanggilku, ajari aku bagaimana bentuknya gaya kejujuran.

Sebab...aku hampir lupa, lezatnya mentari dan renyahnya rembulan.

Sinjai, 8 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun