Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sepatu Baru untuk Fuad

7 Mei 2019   00:48 Diperbarui: 7 Mei 2019   01:30 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fuad dan adik cerewetnya/Dokpri

Jam dua belas siang, jam dimana rasa lapar, haus, dan ngantuk berkumpul jadi satu (bagi yang berpuasa) berlalu begitu saja. Fuad masih sanggup bertahan, meskipun keusilannya kini bukan lagi pada orang di sekitarnya, tapi sudah menular ke puasanya. Mulai dari leher, pipi sampai wajahnya, dia basahi dengan air. Tak apalah, yang penting tidak membatalkan puasanya. Makruh bolehlah, namanya juga masih anak-anak.

Pukul 14.00 siang Wita, dengan wajah lesu, letih, loyo, Fuad memberi usul untuk merevisi perjanjian yang telah disepakati. Isinya, bagaimana kalau puasanya dicukupkan sampai jam dua saja, tapi reward berupa sepatu baru tetap kuberikan. Tentu saja, usulan sepihak ini tidak kuindahkan, perjanjian tetaplah perjanjian (harus istiqamah). Tapi sebagai pengayom pada masyarakatnya, saya tetap memberikan semangat berupa motivasi, bahwa sisa empat jam lagi dia bertahan, maka dia akan mengukir sejarah baru dalam hidupnya, berupa puasa satu hari penuh.

Meskipun dengan wajah yang kurang paham, Fuad terpaksa melanjutkan ibadahnya. Berbagai cara dia lakukan, agar empat jam tidaklah terasa. Tapi dia lupa, dengan berbagai aksi yang dibuatnya, sama saja dengan semakin menguras energinya. Puncaknya, pada pukul 17.00 sore, dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki, ditambah lagi wajah dehidrasi yang tak bisa disembunyikan, Fuad anak lelakiku, harapan terbesarku sebagai penggantiku kelak, salah satu nomitor penerima warisanku selain adik cerewetnya, menangis tersedu-sedu di depan tante dan neneknya karena kehausan. 

Sebagai nenek, tak tega melihat cucu pertamanya, cucu satu-satunya laki-laki (untuk sementara), cucu yang dia sayangi merengek dengan air mata bercucuran di pipinya memohon seteguk air. Maka ditawarilah Fuad gelas yang berisi air putih sebagai penghilang dahaganya.

Disinilah iman yang bicara..cie..cie. Fuad, dengan muka hausnya karena dehidrasi bimbang, antara menerima suap berupa air putih segelas dari sang nenek, atau tetap bertahan melanjutkan puasanya yang tinggal sebentar.

Alhamdulillah, Fuad meskipun dengan air mata yang belum kering di pipinya, menolak skandal ini. Dia takut untuk membatalkan puasanya, apakah karena takut sama Allah SWT, atau takut sama perjanjian yang telah kami sepakati, mengambil keputusan brillian untuk tetap berpuasa, walaupun tenaganya hampir habis.

Dan, apa yang kami cita-citakan berdua untuk Ramadhan tahun ini Alhamdulillah tercapai. Lewat Fuad, anak jagoanku itu yang mewujudkannya. Dia menjalankan ibadah puasanya satu hari penuh.

Meskipun belum sempurna tapi harus kuakui, dengan niat dan perjuangan yang luar biasa dalam menahan hawa nafsunya, terutama persoalan haus, puasa hari pertamanya berhasil dia lalui. 

Selamat nak, kau telah berhasil mengukir sejarah dalam hidupmu. Kutitip kunci rumah..eh, ucapan bangga dari kami berdua (etta dan mama), kami bersyukur memilikimu. Lima hari lagi puasamu kami tunggu, kalau itu mampu kau lakukan, sepatu baru impianmu bukanlah hal sulit bagi kami. Sekali lagi, selamat nak.

Sinjai, 6 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun