[caption caption="Air begitu jernih di Aek Sijornih (doc. DW)"][/caption]Pagi-pagi buta saya harus bergegas mengejar pesawat ke Bandara Ahmad Yani, karena keberangkatan pesawat pukul 06.00 WIB menuju Jakarta. Berangkatlah saya bersama beberapa teman ke Semarang dari Salatiga lepas subuh. Jalan menuju ke Semarang dari Salatiga masih relatif sepi ditambah saya lewat tol Bawen langsung menuju ke arah tujuan membuat perjalanan saya berjalan dengan cepat.
Hari itu saya akan menuju sebuah kota kecil di Sumatera Utara yaitu Padangsidimpuan untuk tugas kantor. Pesawat menuju Jakarta pun terbang. Setelah sampai di Jakarta saya lanjutkan perjalan ke Bandara Kualanamu terus lanjut menuju bandara Sibolga. Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing adalah bandara yang terletak di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Bandar udara ini memiliki ukuran landas pacu 2.250 x 30 m. Jarak dari kota Sibolga sekitar 40 km. Bandara ini dinamai sesuai nama Ferdinand Lumbantobing, pahlawan nasional Indonesia asal Sumatera Utara.
[caption caption="Lahan parkir (doc. DW)"]
[caption caption="Jembatan Goyang (doc. DW)"]
Sampai setengah perjalanan saya menuju sebuah rumah makan tapi saya agak lupa rumah makan apa. Yang jelas rumah makan ini nasi merah adalah menu andalan selain berbagai lauk ikan dari goreng, bakar, ataupun bumbu kuah. Setelah perut kami merasa kenyang saya lanjutkan perjalanan menuju hotel dimana saya harus menginap.
Acara demi acara saya ikuti tidak lupa kawan kami mengajak kami untuk melepas penat di sebuah tempat wisata. Terpilihlah obyek wisata Aek Sijornih. Menurut penuturan kawan Aek Sijornih artinya air yang jernih, benar saja air disana sangat jernih. Aek sijornih adalah air terjun yang berasal daripegunungan.
[caption caption="Becak Motor (doc, DW)"]
Untuk menuju lokasi air terjun pertama sekali saya harus melewati jembatan yang terlihat agak tua dan kurang terawat. Ada sebagian penyangga yang lepas. Cukupberbahaya jika pemda setempat tidak melakukan perbaikan. Namun, tidak mengapa kami bergoyang-goyang dijembatan itu. Setelah asyik bergoyang-goyang dijembatan kaki pun mulai melangkah ke air terjun. Sayang terlihat sampah bekas makanana banyak sekali dan beberapa tembok banyak coretan.
[caption caption="Air begitu jernih disatu sisi air terjun sayang banyak sampah (doc. DW)"]
Setelah agak reda suguhan duren membuat kami menelan ludah. Ditambah makanan yang dibungkus dengan daun kelapa yaitu nasi lemang. Setelah terasa lelah saya pulang balik ke hotel. Yang jelas jika tempat ini dikelola dari awal masuk sampai keluar obyek wisata akan lebih menarik. Selamat Jalan-jalan yaaaa...
[caption caption="Musholanya terliha kuno tetapi bersih (doc. DW)"]
Â