[caption id="attachment_410938" align="aligncenter" width="400" caption="ilustrasi (sidomi.com)"][/caption]
Air merupakan sumber daya yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Tidak ada satu makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Manusia hewan serta tumbuhan sangat memerlukan air dalam kehidupannya. Terutama bagi manusia air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap hari.
Mengolah makanan, minum, mandi, mencuci tentu membutuhkan air. Dengan demikian air merupakan sumber kehidupan utama, maka menggunakan air harus kita lakukan dengan bijak dan sebaik-baiknya.
Menggunakan air dengan bijak air bukan hanya masalah pola konsumsi air dalam kehidupan, tetapi jauh dari pola konsumsi kita harus merawat sumber daya air dari berbagai hal jangan sampai kebutuhan air sehari-hari terganggu karena ulah kita sendiri.
Mengenai pola konsumsi air tentu kita melihat kebutuhan kita sebagai manusia tentu saja kita membutuhkan air yang bersih. Kita akan enggan menggunakan air yang kotor dan bau, karena tentu hal itu akan mempengaruhi kesehatan kita.
Gunakan air secukupnya
Gunakan air seperlunya untuk menjaga ketersidaan air di rumah kita. Misalnya minum, saat minum jangan sampai air yang kita tuangkan ke gelas tersesisa yang akibatnya nanti akan terbuang sia-sia walaupun hanya sedikit. Jika kita sering menyisakan minum dan itu terjadi berulang-ulang dan bertahun menjadi budaya hidup kita maka berapa ribu liter air yang terbuang sia. Maka hendaknya kita tahu kadar kebutuhan air yang akan kita pakai setiap aktifitas apapun yang membutuhkan air.
Mungkin ada beberapa tempat yang memang ketersediaan air berlimpah dan baik. Walaupun demikian jika kita tidak mampu mengukur kebutuhan air kita hampir 200 liter perhari bukan tidak mungkin kita akan kesulitan air di kemudian hari.
Manusia hanya akan bisa hemat air manakala kebutuhan air harus membeli misalnya lewat PDAM atau penjual air keliling tau dari tangki-tangki air saat kemarau tiba. Di daerah Wonogiri Selatan kebutuhan air tidak semudah daerah-daerah yang lain. Struktur pegunungan tandus menyebabkan daerah ini sering dilanda kekeringan. Berbeda dengan wilayah Sukoharjo dimana air cukup mudah didapatkan.
[caption id="attachment_410939" align="aligncenter" width="300" caption="Warga mengambil air dari bak penampungan (sumber : liputan6.com)"]
Hampir setiap rumah di daerah Wonogiri Selatan memiliki bak-bak penampungan air yang digunakan untuk menyimpan air hujan dan untuk digunakan saat kemarau tiba. Jika musim hujan tentu air masih cukup untuk kegiatan sehari-hari. Namun saat hujan akan terjadi pemandangan yang berbeda. Jika tampungan tidak mencukupi maka warga akan membeli air tangki atau mendapat bantuan dari pemerintah.
Jika di daerah Sragen ada program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program yang dibiayai dari APBN dan APBD II bertujuan membantu masyarakat yang tinggal di daerah rawan kesulitan air bersih. Dimana keseluruhan yang mendapatkan bantuan ini sebanyak 71 desa.
[caption id="attachment_410940" align="aligncenter" width="300" caption="Program Pamsimas Kab. Sragen (pamsimas.org)"]
Program pamsimas ini kemudian dikelola oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi warga sekitar. Dimana masyarakat memiliki kewajiban untuk merawat peralatan yang dipakai untuk menyediakan air sesuai kesepakatan.
Air yang kita pakai hanya kita yang bisa menjaga karena selain memenuhi kebutuhan diri sendiri kita memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan air makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Konsumsi air juga dipengaruhi dengan pencemaran dilingkungan kita. Semisal limbah-limbah industry yang dibuang sembarangan ke sungai akan mempengaruhi kualaitas air atau penambangan alam liar. Jika didaerah perkotaan pencemaran air karena limbah industri akan mudah kita temui. Jika industri besar biasanya sudah dipenuhi faktor Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan yang menjadi masalah justru industri rumahan yang sering membuang limbah sembarangan.
Kualitas air dilingkungan tentu akan berpengaruh dengan adanya limbah tadi. Para pemilik industri kadang-kadang nakal dan tidak maupeduli dengan hal tersebut sampai warga banyak yang protes. Pola mental ini menjadi permasalahan bagi kelangsungan kelestarian air.
Tentu saja fenomena ini harus kita pahami secara bijak dalam penggunaan air serta menjaga kelestarian air dalam memenuhi kebutuhan hidup kita. Anak cucu kita kelak masih akan membutuhkan air sebagaimana kita juga membutuhkan air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H