Mohon tunggu...
Guntur Cahyono
Guntur Cahyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Belajar untuk menjadi baik. email : guntur_elfikri@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sepakbola bukan Matematika

29 November 2014   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

agent855bet.net

Selesai sudah perjuangan timnas senior diajang  AFF Suzuki CUP 2014. Kemenangan atas LAOS 5-1 dengan jumlah pemain 10 orang tidak mampu membuat timnas masuk ke babak selanjutnya karena diluar ekspektasi kita Vietnam menumbangkan Filipina 3-1.

Timnas mengawali pertandingan melawan Vietnam dengan berbagi poin 1 dengan bermain imbang 2-2. Setelah itu diluar nalar publik sepak bola Indonesia timnas luluh lantak oleh timnas Filipina dengan skor cukup telak 4-0.

Itulah sepak bola yang tidak bisa disamakan dengan matematika jika sebuah hasil awal akan mempengaruhi hasil akhir. Sepakbola bukanlah rumus yang bisa di utak-atik sehingga hasilnya sesuai dengan prosesnya.

Jika saya berjalan sejauh 10 km dengan kecepatan jalan secara konstan 5 km/jam maka tentu kita tahu berapa waktu tempuh yang kita perlukan. Namun semua tidak terjadi dalam olah raga.

14171913692047187073
14171913692047187073
bp.blogspot.com

Sepak bola bukan matematika dan sepak bola akan berubah setiap waktu bahkan berubah sepersekian detik. Jika kita beranalogi dari awal :

Vietnam vs Indonesia hasilnya 2 - 2 sementara Filipina vs Laos 3-1 setelah kemudian Filipina - Indonesia 4-0 sedangkan Vietnam-Laos 5-1 selanjutnya Indonesi vs Laos 5-1 diwaktu yang sama Vitnam vs Filipina 3-1 jadi tidak  ada korelasi apapun diantara masing-masing pertandingan. Lain halnya dengan matematika tadi.

Yang ada hanyalah prediksi hasil pertandingan. Prediksi sepak bola bisa kebalikan sesuai kondisi saat itu dan bersifat sementara. Jika Vietnam saja bisa menang dengan Filipina sedangkan Indonesia bermain seri melawan Vietnam secara matematis di atas kertas harusnya Indonesia mampu menghancurkan Filipina.

Bahkan dipertandiangan melawan Laos timnas kita menang 5-1 bahkan dengan 10 orang sedangkan  Filipina hanya mampu memasukkan 3 gol dan kebobolan 1 saat melawan Laos bukan tidak mungkin Filipina harusnya takluk dengan timnas kita.

Sekali lagi itulah sepakbola. Prediksi dan dan kenyataan jauh berbeda. Semua tergantung mental dan kerja keras dan bisa jadi faktor keberuntungan. Namun yang jelas semua patut di apresiasi. Timnas kita sudah berjuang sebegitu hebat. Siapa juga yang ingin kalah disetiap pertandingan. Buktinya Filipina yang tidak memiliki tradisi sepakbola di Asia Tenggara "rela" menaturalisasi hampir 100% pemainnya dalam ajang AFF Suzuki Cup 2014.

Terimakasih Timnas kekalahan tahun ini bukanlah sebuah putusnya harapan di AFF mendatang. Orang yang berhasil adalah orang yang sanggup berdiri disaat jatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun