Dahulu musuh utama korupsi
Sekarang tetap tak berganti
Dahulu yang ditangkapi birokrasi
Sekarang tetap hanya orang yang berganti
        Korupsi bukan satu-satunya penjahat
        Ada Kartel yang sama-sama membuat melarat
        Korupsi hanya seputar aparat
        Sedangkan kartel sudah menjadi sindikat
Dahulu, pemeran utama pemerintah
Sekarang, pemerintah hanya penentu arah
Dahulu, pemerintah satu-satunya sumber masalah
Sekarang, pelakunya juga bisa di luar rumah
       Korupsi mengambil potongan di bagian koki
       Kartel mengambil potongan di bagian pembeli
       Korupsi diawasi orang dalam, KPK, Jaksa dan polisi
       Kartel hanya diawasi KPPU yang baru berdiri
Kalau pemerintah gampang diawasi
Karena banyak aturan hukum yang membatasi
Berbeda dengan pelaku usaha  diberbagai industri
Hanya etika yang mendominasi
        Sudah saatnya perang kita bertambah
        Karena bukan hanya korupsi yang membuat susah
        Korupsi menghisap,  Kartel mentransfusi darah
Korupsi memangsa anggaran dalam frekuensi
Kartel memangsa dalam durasi
Korupsi membunuh satu kali
Kartel membunuh lagi, dan lagi
        Korupsi pasti dibenci   Â
        Kartel mungkin masih  dapat simpati
        Koruptor sudah pasti dibenci
        Kartel masih belum dapat dimengerti
KPK punya jutaaan Mata-Mata
KPPU juga punya puluhan juta
Namun, di KPPU mereka buta
Karena kartel perlu nalar diatas rata-rata
        KPK sudah membentuk banyak pasukan
        KPPU masih berjuang dari para militan
        KPK sudah dipercaya dalam anggaran
        KPPU sudah mendapat berbagai saran.
Karenanya, Kartel wajib kita musuhi
Wajib, seluruh masyarakat berkontribusi
Meski, tak semanis berita korupsi
Meski belum langsung dilarang dalam kitab suci
Kartel perlu interpretasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H