Raja Kandang
Anak-anak kita juga menjelma menjadi anak raja kandang, berani berlebihan saat ia punya kuasa. Tapi ciut laksana ayam sayur di kandang orang lain. Hal ini tidak lepas dari kelakuan banyak pejabat publik yang begitu angkernya dengan orang miskin, memaki ke anak buah.Â
Anak-anak yang tidak beruntung karena status orang tuanya menyebabkan ia tidak mendapat kesempatan belajar. Anak yang begitu dikondisikan dan diistimewakan sebagai raja kandang. Entah karena jabatan ayahnya atau keluarga besarnya. Anak seperti ini tidak diperlakukan adil. Saat ia memukul anak lain tanpa sebab, maka ia akan dibela atau dimaklumi oleh gurunya. Saat ia kalah bersaing atau kalah bertanding, maka wasit akan melindunginya. Saat anak-anak normal merasakan galaknya sang guru, kejamnya dunia sesama teman, anak seperti ini tidak beruntung mendapatkannya.Â
Anak Dan Realitas
Setiap anak harus diajari realitas. Film Rambo bukanlah filn jagoan, melainkan propaganda Amerika menutup aib kalah dalam perang Vietnam. Realitas kalau dunia tidak hanya ada dalam kandang, bahkan lebih banyak di luar kandang. Realitas, kalau di hutan rimba, ada banyak hewan yang tidak punya pawang.
Seiring dengan hal tersebut, pelaku anak juga harus menghadapi realitas konsekuensi dari apa yang ia lakukan. Hidup tidak dapat dikendalikan, yang bisa hanyalah mengendalikan diri.Â
Karenanya, anak harus keluar dari perangkap isolasi diri. Anak harus belajar menumbuhkan mentalnya kalau ia mampu menghadapi segala aesuatu secara langsung,. Layaknya kekebalan tubuh terhadap respon kehujanan, maka anak juga harus kebal terhadap tekanan. Ia harus mampu mengatasi untuk menghadapi pertangungjawaban atas kesalahannya, apakah ia nanti dimarah guru, bahkan resiko dipecat sekalipun.Â
Dengan menghadap-hadapkan dirinya ke alam yang sebenarnya, mudah-mudahan nyali yang ia miliki bukan untuk tindakan pengecut. Besok ia mungkin saja memukul, menendang dalam konteks pertandingan bela diri atau melawan penjahat untuk dirinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H