Mohon tunggu...
Guntur Saragih
Guntur Saragih Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang bermimpi menjadi Guru, bukan sekedar Dosen atau Trainer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sikap Jempol Tolak Angin Menghentikan Ernest

9 Maret 2017   08:19 Diperbarui: 9 Maret 2017   08:25 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berdasarkan twit ErnestJK dgn hangat menjamu Zakir Naik, org yg terang2an  mendanai ISIS. Sulit dipahami”. SumberRepublika,co.id 7 Maret 2017. Jika saja Ernest tidak berbicara tentang JK, mungkin keributan ini tidak mencuat. Ernest sudah beberapa kali melakukan tindakan semena-mena pada kelompok dan atribut Isam.

“ Kalo yg maen  Nikita Mirzani, judul filmnya berubah jadi pesantern Implan” (3 Mei 2016)

“ Klo mimbar jumatan di politisir, kasian teman2 yg niatnya tulus mau ibadah “ (28 Oktober 2016)

Hal ini mencuat, karena ada faktor JK, meskipun kita masih harus menunggu apa yang dilakukan oleh polisi. Ernest sebenarnya hanyalah korban dari ketidakadilan yang  terjadi di masyarakat saat ini. Jika saja tindakan-tindakannya cepat ditangani, maka Ernest dapat belajar dan memperbaiki diri. Jika saja Ahok mendapat konsekuensi dan tidak biarkan melakukan tindakan semena-mena, maka anggota masyarakat yang lain akan dapat pembelajaran.

Ernest dan siapapun harus mawas diri, suka tidak suka di republik ini ada penggemar Zakir Naik, Ada jutaan lulusan pesantren, ada jutaan simpatisan PKS. Kalau untuk mencari duit mengorbankan mereka pernyataan maaf saja tidak cukup, Ia harus meminta maaf.

Ahok mengingat Ernest dan Menjauhi

Sido Muncul melakukan reaksi yang luar biasa cepat atas Ernest.Reaksi ini jauh lebih tepat dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Sari Roti, meskipun harus diuji kembali apakah reaksi ini tulus atau pertimbangan bisnis. Hal yang perlu ditunggu bagaimana reaksi Ahok. Hal ini dikarenakan Ernest merupakan orang yang mendukung  Ahok bangeeet. Jika dalam kasus Iwan Bopeng, Ahok tidak bersikap. Bagaimana dengan Ernest.

Jika dalam kasus Ernest Ahok masih diam, tandanya Ia tidak mempermasalahkan, andaipun diperingati hal tersebut hanya dalam konteks merugikan. Tema Ke-Bhinnekaan  yang selalu  dilontarkan pada akhirnya menimbulkan pertanyaan. Bagaimana mungkin Bhinneka, kalau sudah tidak suka dengan yang berbeda. Bagaimana mungkin Bhinneka kalau orang seperti Ernest, atau Iwan Bopeng tak dipermasalahkan.

Sido Muncul Memahami Perasaan Publik

Irwan Hidayat (pemilik Sido Muncul) memahami apa yang menjadi perasaan masyarakat Indonesia, ini bukan soal SARA, tetapi soal etika. Ketika polisi begitu lamban bertindak untuk pelanggaran yang dilakukan terhadap masyarakat yangberagama Islam, maka  tindakan Sido Muncul wujud sangsi sosial. Tindakan tersebut menjadi alat pemuas  dahaga, kalau tindakan semena-mena harusmendapatkan konsekuensi. Terima kasih Sido Muncul, melalui keputusannya, saat hukum tebang pilih, kekuatan masyarakat masih dapat membantu penegakan keadilan.

Prinsip dasar dalam kepedulian sosial adalah mendapatkan seribu teman baru tidak lebih tinggi nilainya dibandingkan kehilangan satu teman. Suka tidak suka Ernest merupakan komedian yang memiliki banyak penggemar, justru  karena itu ia dikontrak oleh Sido Muncul, namun tindakannya yang sudah melampau batas menjadikan ribuan atau ratusan ribu penggemarnya tidak lebih tinggi dibandingkan rasa kecewa masyarakat. Keputusan dalam kepedulian sosial bukanlah  keputusan bisnis biasa. Keputusan ini bukan soal untung rugi, bukan soal materi yang didapat dan materi yang hilang. Keputusan ini soal nilai-nilai perusahaan terhadap kepedulian dan keberpihakan terhadap masyarakat.

Belajar dari kasus Unilever yang menghenntikan kontrak iklan Lux Luna Maya, kita masih menunggu apakah keputusan  ini murni keputusan dalam ranah kepedulian sosial, atau keputusan bisnis. Dalam kasus Unilever, iklan sabun Lux  dengan bintan iklan Luna Maya dihentikan pasca video mesum beredar. Sepintas, keputusan ini sangat bernuansa moral. Namun, beberapa tahun kemudian, Unilever menggunakan jasa Luna Maya untuk iklan Axe, Iklan Magnum. Jadi, sebenarnya Unilever bukan bertindak untuk moral, melainkan untuk melindungi bisnisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun