Mohon tunggu...
Guntur Saragih
Guntur Saragih Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang bermimpi menjadi Guru, bukan sekedar Dosen atau Trainer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembelajaran Mahasiswa Melalui Film Habibie (Tinjauan Metakognisi)

8 Maret 2017   15:02 Diperbarui: 8 Maret 2017   15:07 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada dasarnya, metakognitif bukanlah hal baru. Saya teringat dengan ajaran kitab suci yang dibelajarkan kepada murid para nabi melalui rangkaian peristiwa. Sebelum nabi menyampaikan wahyu, biasanya Nabi menceritakan konteks sebelum ayat turun. Kitab suci tidak lah diturunkan sekaligus, melainkan secara bertahap dan sesuai dengan suasana yang terjadi saat ayat turun. Murid-murid belajar dengan mendengarkan secara langsung proses turunnya ayat sekaligus kejadian yang melatar belakangi. Murid para nabi memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada nabi perihal ayat. Nabi tidak pernah mendoktrinkan, melainkan melalui pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan metakognisi.

Hal ini berbeda dengan saat ini. Globalisasi dan internasionalsiasi menyebabkan kita insan perguruan tinggi dapat mengadopsi sumber-sumber bacaan dari dalam maupun luar negeri. Mahasiswa kita berikan buku-buku teks dan jurnal tanpa memberikan konteks bagaimana si Penulis menyampaikan pesan. Mahasiwa kita tekankan untuk menerima sesuatu yang sebenarnya belum ia terima dengan ikhlas. Mahasiswa dibatasi secara metakognitif, karena ia sudah dipaksa, bahwa dokumen merupakan sebuah kebenaran.

Pembelajaran metakognitif menempatkan pembelajar sebagai subjek. Pembelajaran dianggap sukses, bukan saat mahasiswa sukses mengulangi materi ajar, namun saat pembelajar mampu mengelola pembelajarannya sendiri, mampu memikirkan pikiran dari informasi yang ia terima. Mampu memotivasi diri untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. Karenanya, evaluasi belajar tidak lagi bisa menggunakan model kesamaan dokumen dengan ujian tutup buku, atau kemampuan analisis melalui pisau analisis rujukan yang telah ditentukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun