Mohon tunggu...
Muhh.Guntur Budiawan
Muhh.Guntur Budiawan Mohon Tunggu... -

M.Guntur Budiawan\r\nLahir:Ternate(MALUT) 06, januari \r\nHoby:Membaca,Menulis,Wisata\r\nsaat ini saya aktif menulis di kolom media lokal maluku utara dan jawa timur\r\ncita-cita saya: ingin menjadi seorang Wartawan yang Loyalitas tetapi sayang keinginan saya belum tercapai semoga ada yang membuka lowongan untuk saya, HUb saya : 082143726567 online Email atau Skype :guntur_budiawan@ymail.com . berteman dengan anda adalah nikmat bagi saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Festival Soya-soya oleh 8.125 orang pelajar Se-Ternate

3 April 2011   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:10 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_99788" align="aligncenter" width="434" caption="sy/photo"][/caption] SINOPSIS TARIAN SOYA-SOYA

Tarian Soya-soya berawal dari  penyerbuan benteng portugis di kastela (Santo Paolo Pedro) tahun (1570-1583) oleh Sultan babullah untuk mengambil jenazah ayahnya Sultan Khairun yang dibunuh secara kejam oleh tentara protugis .Ketika itu seorang kapita paparanga dari kayoa bersama dengan kolano kaicil membuat sebuah gerakan menyerang menggunakan daun woka/aren disebut ngana-ngana dan menangkis menggunakan salawaku seraya diikuti  secara spontan oleh pasukan dari Sultan Babullah dan dengan suara lantang kapita paparanga dari kayoa berteriak SOYA-SOYA yang dalam pengertiannya  diterjemahkan sebagai tarian penjemputan  .

Tarian ini kerap diperagakan saat akan melakukan penjemputan tamu penting atau tamu kebesaran oleh pihak Keslutanan yang datang atau pejabat tinggi .    tarian soya-soya ini juga diistilahkan dengan tarian perang, karena berdasarkan laterbalakang tarian ini, digunakan oleh pasukan kesultanan untuk berperang melawan penjajah ketika berhasil menjemput Sultan khairun dan menumpas penjajah dari bumi maloko kieraha .

[caption id="attachment_99795" align="aligncenter" width="445" caption="sy/photo"][/caption] DI CATAT OLEH  REKOR MURI

Di awali dengan doa oleh imam besar mesjid Sultan Ternate dan sambutan Sultan Ternate H.Mudafar Syah  yang dalam sembutannya mengatakan "Hallo... semuanya ,dengan hormat Petugas perwakilan MURI ,dengan hormat walikota Ternate dan wakil walikota Ternate ,yang mulia masyarakat Ternate ,Festival soya-soya ini adalah awal untuk mengembangkan aset budaya kepada anak-anak SD untuk menjaga ADAT SE ATORANG . pupuk terus agar tidak tersingkir dari maloko kieraha karena pesona kieraha adalah pesona Nusantara Sultan khairun pernah berpesan bersatulah karna dengan persatuan segalanya bisa berjalan baik " demikian wassalam .Setelah sambutan dari Sultan Ternate sambutan pun datang dari walikota ternate Drs.H.Burhan Abdurahman mengatakan su ba jou se salam pada intinya sambutan walikota berharap agar festival soya-soya ini sebagai langkah awal untuk menciptakan generasi mendatang agar tidak kehillangan kebudayaan  .

[caption id="attachment_99801" align="aligncenter" width="435" caption="sy/photo"][/caption]

Setelah menunggu lama dari pukul 13:00 WIT dan berpanas-panasan akhirnya Pada pukul 16:15 WIT (3/4) setelah sambutan Sultan Ternate dan Walikota Ternate berkesudahan dan acara di lanjutkan dengan penyerahan salawaku dan ngana-ngana oleh Sultan Ternate dan Permaisuri Boki Nita Susanti . Dan acara Festival soya-soya pun secara serentak di peragakan oleh 8.125 pelajar se Kota Ternata  yang di hitung Muri penari soiya-soya terdiri dari anak SD 4.460 orang SMP/MTS 1.873 orang di tambah dengan sanggar seni kelurahan sebanyak 335 orang untuk memecahkan REKOR MURI pada 2011 yang di hadiri manajer MURI Sri widyati mewakili ketua Muri Jaya Suprana .

[caption id="attachment_99803" align="aligncenter" width="451" caption="Sy/photo"]

13018249461171652849
13018249461171652849
[/caption]

Maka yang diharapkan dari  festival soya-soya 2011 LEGU GAM tidak hanya di jadikan  sebagai alat untuk mencatatkan ke REKOR MURI namun dijadikan sebagai gaya hidup dalam memahami identitas anak-anak sebagai generasi penerus kebudayaan Maloko Kieraha . Hal ini merupakan energy pemersatu masyarakat maloko kieraha dalam berkehidupan berbudaya serta menjaga karya seni para leluhur .

[caption id="attachment_99804" align="aligncenter" width="424" caption="SY/photo"][/caption]

Akhirnya saya dapat berfoto dengan anak-anak SD yang mengikuti Festival Soya-soya 2011 di Lapangan Ngralamo Salero Ternate dengan penuh semangat bahagia dan di pancarkan sinar kelelahan yang di kemasi energy gembira .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun