Gerakan Pemuda Ansor adalah Anugerah dari Allah SWT Â untuk Bangsa Indonesia
(Refleksi Perjuangan Gerakan Pemuda Ansor mengawal berdirinya Bangsa Indonesia)
Oleh : Taufik Muhammad Guntur
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas (QS Yunus :83)
      GP Ansor resmi berdiri sejak Muktamar NU ke 9 ada tanggal 24 April 1934 Masehi Organisasi Syubbanul Wathanlah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU), Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU), dan Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Nama Ansor ini merupakan saran KH Abdul Wahab Hasbullah Ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang di berikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan Agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksud dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor. Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat Ansor pada masa Rasulullah SAW, yakni sebagai penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam.
      Dalam perjalanan perjuangan  para Pemuda Ansor dimasa pra kemerdekaan berdiri dibarisan laskar perjuangan yang dipimpin oleh para kyai, kehadiran kaum penjajah yang sudah terlalu lama hadir di bumi Nusantara ini telah mendatangkan begitu banyak keburukan bagi anak bangsa. Kemiskinan, kebodohan dan perpecahan terakumulasi sepanjang hadirnya kaum penjajah di negeri nusantara.
      Kaum penjajah yang telah hadir  sejak abad pertengahan dan berlangsung hingga ratusan tahun kemudian, menghadirkan permasalahan sosial yang begitu besar, selain itu hadirnya kaum penjajah di negeri ini secara perlahan namun pasti menghilangkan jejak perjuangan para Wali songo yang telah berdakwah, menyiarkan islam diseluruh bumi nusantara.
      Terjebaknya kalangan bangsawaan dalam kehidupan hedonis semakin memperburuk kondisi bangsa, bangsa ini seakan telah kehilangan "bapak" yang menaungi dan memberikan rasa aman, keberpihakan kaum bangsawan kepada kaum penjajah  kala itu seakan memberikan rasa sakit yang berlipat, kebijakan penguasa penjajah yang menyulitkan rakyat seakan mendapatkan dukungan dari "bapak" mereka sendiri. Krisis Kepemimpinan dan kepercayaan bangsa indonesia kala itu melengkapi dan memperpanjang penderitaan bangsa Indonesia.
      Kemiskinan adalah pintu gerbang memasuki kekufuran, pada masa penjajahan bangsa indonesia dalam kondisi miskin, serba kekurangan, krisis pangan dan  rakyat juga terbelenggu oleh kebodohan, Tanah dan  lahan pertanian hanya dimiliki oleh sebagian orang yang tidak lain hanya dari kalangan bangsawan yang telah meninggalkan rakyatnya. Dalam sisi pendidikan, kesempatan menikmati pendidikan juga hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja untuk para penjajah diberbagai instansi yang kuasai oleh kaum penjajah. Kondisi Ini adalah titik terendah yang pernah dirasakan bangsa Indonesia.
      Pemuda Ansor kala itu menjadi pelopor perlawanan kedzaliman pemerintah kolonial, dipimpin oleh para Kyai dan Ulama NU yang berusaha menyatukan kekuatan umat islam membuat perlawanan terhadap kaum penjajah dan membebaskan diri dari semua belenggu dan keterpurukan kehidupan yang dialami, dan sampailah pada saatnya  bangsa Indonesia bisa meraih kemerdekaanya.
      Perjalanan perjuangan Pemuda Ansor tidak berhenti sampai bangsa ini merdeka, perjuangan terus berlanjut meski bangsa Indonesia telah menyatakan Kemerdekaannya pada Agustus 1945  kaum penjajah masih sangat berhasrat untuk kembali bisa menguasai bangsa ini, hingga akhirnya Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari mengeluarkan sebuah Fatwa yang belakangan dikenal sebagai "Resolusi Jihad" tepatnya pada 22 Oktober 1945, Sebuah kebulatan tekad yang isinya mewajibkan kepada seluruh umat Islam baik pria maupun wanita mengangkat senjata melawan kolonialisme dan imperialisme yang mengancam keselamatan negara Republik Indonesia, mempertahankan kemerdekaan diri dan kemerdekaan bangsanya untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka seutuhnya.
      Fatwa yang dikeluarkan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sebagai pembuktian bahwa Nahdlatul Ulama (NU) yang di dalamnya termasuk Gerakan Pemuda Ansor sangat menjunjung tinggi nilai -- nilai kebangsaan. NU sebagai Organisasi Islam terbesar di Indonesia menjadi urat nadi Bangsa Indonesia, mempertahankan kemerdekaan bangsa indonesia dengan seluruh tumpah darahnya.
      Nahdlatul Ulama (NU) pimpinan Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme yang berdasar atas syaria'at Islam al Ahlu al-sunnah wal al-jam'ah. Sebelum negara Republik Indonesia merdeka, para pemuda di berbagai daerah mendirikan organisasi bersifat kedaerahan, seperti Jong Cilebes, Pemuda Betawi, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, dan sebagainya, akan tetapi Kiai-Kiai NU justru mendirikan organisasi pemuda bersifat nasionalis.
      Sikap nasionalis para ulama NU adalah pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia, bangsa yang berdiri dari latar belakang berbagai unsur suku bangsa, ras serta agama, kata " Nasionalis" terbukti mampu mempersatukan bangsa ini, Sikap keterbukaan (toleran) para Ulama NU menjadikan Organisasi NU menjadi "Rumah Besar" bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat golongan, suku, ras dan bahkan agama, bersatu didalam satu komando  NU.
      Keberagaman latar belakang  anak bangsa ini yang kemudian kita sebut Kebhinekaan, adalah komponen utama Bangsa Indonesia, jika saja kebhinekaan  hilang itu sama halnya Bangsa Indonesia sudah kehilangan (menghilangkan) jati diri nya, jati diri Bangsa Indonesia.
      Bangsa Indonesia  memiliki 1.340 suku bangsa yang hidup tersebar di seluruh wilayah nusantara, semua suku bangsa tersebut memiliki satu kesamaan pandang dalam hal kebhinnekaan, bahwa bangsa indonesia bisa meraih kemerdekaannya atas dasar rasa penderitaan yang sama hidup dibawah penjajahan, dari kesamaan rasa menderita itulah timbul utopis menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan sejahtera, suku bangsa -- suku bangsa itu kemudian berdiri bersama mengangkat senjata melawan kolonialis dan imperialis di bumi nusantara, keyakinan hanya dengan jalan persatuan lah perlawanan kepada penjajah bisa dimenangkan, jiwa persatuan dan kbinekaan bangsa ini telah lahir jauh sebelum bangsa indonesia merdeka hal ini dapat kita dapati di dalam semangat sumpah pemuda yang berlangsung pada 28 Oktober 1928 tepat 17 tahun sebelum kemerdekaannya.
      Semangat Persatuan dari para leluhur bangsa harus senantiasa terjaga, Ke Bhinnekaan dan Keterbukaan harus hidup subur dibumi nusantara, kehidupan beragama menjadi modal besar agar hal tersebut dapat terwujud, Islam sebagai agama mayoritas di Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tanggung jawab terbesar untuk mempertahankan kbinekaan dan keterbukaan di negara ini. Dan NU sebagai Organisasi Islam terbesar di Indonesia secara otomatis menjadi Organisasi yang paling bertanggung jawab  untuk mempertahankan kebhinekaan.
      Islam adalah sebuah agama yang Plural, seluruh aktifitas ibadah di dalam agama Islam senantiasa terikat dan terkait dengan berbagai komponen individu, dalam prespektif sosial, Islam sangat terbuka dengan berbagai aturan yang berlaku  dan sudah berlaku dari suatu tatanan kehidupan, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai -- nilai ke tauhidan ahlul sunah wal Jamaah. Para Wali Songo dahulu telah berhasil menyebarkan Islam di bumi Nusantara tanpa menghilangkan budaya dan kearifan lokal yang telah ada di nusantara.
      Islam Nusantara adalah wajah Aqidah Ahlul Sunah wal Jamaah yang sebenarnya, Islam yang tidak tertolak oleh masyarakat di Nusantara, menyatu didalam sendi -- sendi kehidupan yang terbalut dengan adat istiadat di nusantara. Islam Nusantara mampu menterjemahkan penerapan hukum syariat secara Tadarruj wa al Tasyri di tengah -- tengah masyarakat Indonesia.
      Wali Songo membawa Islam dalam wajah Ke Nusantaraan, budaya dan adat istiadat yang berlaku mampu beradaptasi dengan hukum -- hukum syariat, dan penerapan hukum syariat secara bertahap dan gradual. Para Raja Jawa yang sudah memeluluk Islam pada waktu itu tidak memaksakan rakyatnya mengikuti keimanannya, namun dalam naungan Raja yang sudah beriman rakyat merasakan environment baru yang lebih baik.
      Kini 78 tahun sudah kemerdekaan dirasakan, bangsa Indonesia terus membangun tatanan kehidupan masyarakatnya menuju kepada tatanan masyarakat yang ideal. Seluruh aspek kehidupan masyarakat  termasuk kehidupan beragama berjalan sangat baik, Kebhinekaan dan keterbukaan dalam aspek keagamaan semakin mengarah kepada kondisi ideal, kondisi dimana setiap warga negara memiliki kesamaan hak dalam menjalani keyakinannya.
      Capaian ini tidak lepas dari peran NU yang terus mengawal perjalanan bangsa ini, bersama para Kyai, santri dan Pemuda Ansror menjadi garda terdepan merebut kemerdekaan. Komando para Kyai untuk melalukan perlawanan mungkin tidak akan berhasil jika tidak ada pemuda  Sholeh pada waktu itu, yang taat dan siap sedia ketika anjuran untuk berjuang dari para kyai dikumandangkan, satu kondisi yang serupa ketika Nabi Allah Musa as ketika diawal dakwah kepada umatnya, ada sekelompok pemuda yang memiliki keimanan dan membantu Nabi Musa as membebaskan umatnya dari Raja Firaun yang dzalim, adalah sebuah Anugerah dari Allah SWT yang patut kita syukuri, hadirnya Pemuda Ansor pada masa pra kemerdekaan  mampu menjadi bagian penting Bangsa Indonesia meraih Kemerdekaanya.
      Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan Istiqamah dalam mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih, dan menjadikan perjuangan pemuda ansor  dahulu, kini dan masa yang akan datang dalam mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi catatan amal sholih disisi Allah SWT. Amiin
"Tetap dan teruslah mencerahkan. Semoga Allah SWT senantiasa beri kekuatan. Tebarkanlah kedamaian kepada siapa pun, Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â dimana pun, dan kapan pun."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H