Kabarnya, manager Tottenham Hotspur , Pochettino di pecat oleh klub karena gagal dalam liga domestik. Kabarnya juga , Mourinho adalah kandidat terkuat untuk menjadi penggantinya.
Ada beberapa alasan kuat , sehingga Mourinho harus dipilih oleh Levy ,sang CEO klub. Pertama ,  Tottenham  sekarang sudah mempunyai stadion baru bernilai puluhan trilyun rupiah. Ini asset gede yang harus dirawat. Kedua , klub sudah invest besar , hadirkan pemain-pemain top dunia . Ketiga , absennya gelar selama Levy  memimpin klub sejak puluhan tahun lalu. Keempat , saatnya Klub harus  berani membayar mahal pelatih top dunia yang akan mampu memberi trophy juara bagi klub dalam waktu singkat. Kelima ,bagi equitas dan valuasi klub , tidak boleh posisi klub duduk manis di papan tengah.
Tottenham harus di posisi papan atas selalu. Nonsen ,bagi investor klub , kalau dana besar yang sudah tersalurkan , prestasi nya sama dengan klub gurem. Nilai saham dan citra klub akan segera jatuh. Penjualan merchandise dan dukungan sponsor pun akan jadi loyo.
Dan ,Mourinho memang " The Special One" . Yang  mampu menyulap situasi itu. Dari terpuruk menjadi terhebat lagi.
Tapi , sosok Mourinho ini tidak ganpang bagi klub. Mourinho selama ini terkenal dengan karakter lurus, tegas ,disiplin  dan terus terang.  Kata-katanya pedis sampai hati teriris, kalau menegur entah pemain atau bahkan klub.
Itu karena Mourinho adalah one man show dan perfeksionis. Â Semua keputusan harus lewat dia. Ekstrem nya , cara pipis pun ,harus ikuti arahan Mourinho.
Tapi toh terbukti , prestasi gede selalu diperoleh kalau itu Mourinho. Ini yang mungkin lagi di negosiasikan antara klub dan agen Mourinho.
Dan ini juga mungkin yang terjadi di Indonesia.  Terkait rencana Ahok masuk ke BUMN atau  Pertamina. Di kamus ilmu birokrasi , bahwa pejabat yang lurus ,tegas,berani  dan anti korupsi ,dimana - mana tidak akan disukai anak buah yang malas ,  korupsi dan nggak suka di atur. Jadi tergantung Jokowi ,selaku CEO nya Indonesia Inc.
Mau BUMN akan jadi maju pesat  atau tetap terpuruk dan amatiran  ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H