Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film The China Hustle

20 Maret 2019   18:07 Diperbarui: 22 Maret 2019   09:25 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ekonomi  Amerika ambruk di tahun 2008. Semua pengusahanya cuma menunggu dan melihat situasi. Dan itu tidak lama, karena kemudian muncul kekuatan ekonomi baru dunia, yaitu raksasa tidur China.  

Seiring dengan lesunya ekonomi dalam negeri Amerika, perusahaan China masuk dan merger/gabung dengan perusahaan lokal Amerika. Perusahaan Amerika yang didekati adalah yang sudah kolaps tapi masih terdaftar di bursa saham Wall street.

Hebatnya, para CEO dari China itu cuma modal wajah bersih, rambut klimis pomade, pede, jas rapi, senyum manis dan proposal.  Proposal itu berisi company profil, foto foto, jumlah karyawan, kegiatan perusahaan dan income perusahaan.

Dan tak kalah penting, para CEO China  itu bawa laporan keuangan hasil audit dari akuntan publik ternama dunia. Semua perusahaan dinyatakan sehat, lancar dan profit.

Maka merger lah ratusan perusahaan Amerika dengan Perusahaan China Itu. Demi meyakinkan lagi publik atau investor secara berkala diadakan konperensi perihal proposal investasi mereka.  

Nggak tanggung - tanggung  yang di undang orang top sekelas Bill Clinton, Henry Kissinger, dll.  Kelak, orang - orang top ini konon dibayar honor per jam,oleh EO nya. Tanpa tahu betul kualitas perusahaan yang masuk pasar bursa.

Salah satu otak merger perusahaan Amerika dan Perusahaan China ini adalah pensiunan Jendral Wesley Kenne Clark .  

Jendral  Wesley ini , beberapa waktu lalu , MALAH jadi nara sumber , kegiatan ceramah kebangsaan oleh  pak Prabowo dikediaman nya di Hambalang . 

Semula harga saham berkisar 1-5 dollar per lembar, setelah merger menjadi puluhan kali lipat harganya. Semua investor baik perorangan maupun group seperti perusahan yang punya dana nganggur pensiun tertarik dan memboyong banyak lembar saham. 

Padahal semua diduga  penipuan data (Menurut cerita  film ini)

Memang, ekonomi lalu berjalan lagi. Saham saham itu juga stabil dan kadang meningkat. Tapi bisa juga oleng.  Lalu duit investasi itu lari ke mana? Kalau ternyata transaksi dan kegiatan bisnisnya ternyata sangat sepi di China.

Untung, ada beberapa orang  yang penasaran. Mereka investigasi diam-diam ke China. Faktanya, ternyata perusahaan China itu tidak sama dengan profil yang diinfo kepublik. Laporan audit China, pemasukan 10 juta US. Tapi dibawa ke Amerika, laporannya diubah menjadi pemasukan 100 juta US.

Terakhir, Donald Trump tugaskan tim khusus untuk investigasi resmi dari pemerintah ke semua  perusahaan China yang masuk bursa. Kita tunggu hasil babak selanjutnya.  

Note : Beberapa kalangan wartawan ekonomi  dan pebisnis  dunia berpendapat film ini paling penting di tonton saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun