Setelah ekonomi  Amerika ambruk di tahun 2008. Semua pengusahanya cuma menunggu dan melihat situasi. Dan itu tidak lama, karena kemudian muncul kekuatan ekonomi baru dunia, yaitu raksasa tidur China. Â
Seiring dengan lesunya ekonomi dalam negeri Amerika, perusahaan China masuk dan merger/gabung dengan perusahaan lokal Amerika. Perusahaan Amerika yang didekati adalah yang sudah kolaps tapi masih terdaftar di bursa saham Wall street.
Hebatnya, para CEO dari China itu cuma modal wajah bersih, rambut klimis pomade, pede, jas rapi, senyum manis dan proposal. Â Proposal itu berisi company profil, foto foto, jumlah karyawan, kegiatan perusahaan dan income perusahaan.
Dan tak kalah penting, para CEO China  itu bawa laporan keuangan hasil audit dari akuntan publik ternama dunia. Semua perusahaan dinyatakan sehat, lancar dan profit.
Maka merger lah ratusan perusahaan Amerika dengan Perusahaan China Itu. Demi meyakinkan lagi publik atau investor secara berkala diadakan konperensi perihal proposal investasi mereka. Â
Nggak tanggung - tanggung  yang di undang orang top sekelas Bill Clinton, Henry Kissinger, dll.  Kelak, orang - orang top ini konon dibayar honor per jam,oleh EO nya. Tanpa tahu betul kualitas perusahaan yang masuk pasar bursa.
Salah satu otak merger perusahaan Amerika dan Perusahaan China ini adalah pensiunan Jendral Wesley Kenne Clark . Â
Jendral Wesley ini , beberapa waktu lalu , MALAH jadi nara sumber , kegiatan ceramah kebangsaan oleh pak Prabowo dikediaman nya di Hambalang .Â
Semula harga saham berkisar 1-5 dollar per lembar, setelah merger menjadi puluhan kali lipat harganya. Semua investor baik perorangan maupun group seperti perusahan yang punya dana nganggur pensiun tertarik dan memboyong banyak lembar saham.Â
Padahal semua diduga penipuan data (Menurut cerita  film ini)
Memang, ekonomi lalu berjalan lagi. Saham saham itu juga stabil dan kadang meningkat. Tapi bisa juga oleng. Â Lalu duit investasi itu lari ke mana? Kalau ternyata transaksi dan kegiatan bisnisnya ternyata sangat sepi di China.