Mohon tunggu...
Gunawan Mahananto
Gunawan Mahananto Mohon Tunggu... Freelancer - Ordinary people with extraordinary loves

From Makassar with love

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menunggu Cerita Perjuangan "Bumi Manusia " Versi Film Bioskop

4 Agustus 2018   16:32 Diperbarui: 4 Agustus 2018   16:34 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi pribadi

Setelah nonton film Dilan , saya belum lagi nonton film Indonesia. Padahal film produksi Indonesia selalu ada poster nya di dinding Bioskop.  Judul dan pemain nya kadang berbau " bule" , tapi toh ternyata film asli Indonesia.  Kenapa kok gitu ya. Emang penonton film Indonesia masih hobby lihat  wajah bule ? 

Film Indonesia belumlah bisa di katakan sebagai industri raksasa seperti Amerika atau India.  Film di Indonesia masih terus berkutat sebagai industri sederhana. Yang berupa proyek proyek skala kecil. 

Padahal gedung gedung  bioskop bagus yang bertebaran di hampir kota besar , sediakan slot layar untuk film Indonesia bisa bersaing dengan film asing. 

Ada satu film Indonesia yang mungkin akan bisa box office yang saat ini masih proses produksi yang berjudul " Bumi Manusia ". Film adaptasi dari Novel buatan Pramudya Ananta Toer. Dengan judul yang sama. 

Sebenarnya kalau film itu bisa selesai dan diputar  di bulan Agustus ini ,momen nya cukup tepat . Karena film tentang masa penjajahan Belanda.  Entah kapan selesai nya , tapi momen waktu penting. 

Mungkin momen menjelang hari pahlawan 10 Nopember akan lebih tepat. Film Bumi Manusia itu dalam novel ,mengambil setting lokasi di Surabaya dan sekitarnya. 

Pilihan pemain utama nya adalah Iqbal Ramadhan. Sebagai Minke. Ini pun cukup tepat.  Karena sosok Minke dalam novel, meski berkulit coklat ( pribumi istilah dalam novel), tapi cerdas ,berani dan pandai memikat hati semua orang. Maklum Minke tergolong murid terpandai di sekolah,  kutu buku dan anak seorang  pejabat kabupaten. 

Yang penting , Iqbal jangan terlalu sering cengar cengir di film ini. Lebih banyak tampang serius dan berwibawa.  Memang begitulah situasi sosial saat itu . Meski belia , tanggung jawab sosial nya di masyarakat tinggi. Sebagai kaum pribumi yang  terpelajar.  

Peran atau sosok cukup " berbahaya " adalah sosok Nyai Ontosoroh. Tokoh ini sangat dominan dalam novel ini. Berkali kali Minke dinyatakan sangat kagum dengan mertua nya ini. Tokoh ini diperankan , oleh Ine Febriyanti.  Agak riskan tokoh ini bisa pas dalam film. Tampang Ine yang cantik  indo ke bule bule an , tidak akan bisa dikatakan mewakili sosok Nyai Ontosoroh yang asli pribumi. 

Sayang Yeni Rahman atau Christine Hakim sudah lanjut usia. Artis seperti mereka lah yang tepat sebagai Nyai Ontosoroh. Seorang wanita pribumi yang cantik , berani , kuat dan pintar. Untuk Ine Febriyanti lebih tepat sebagai anak dari Nyai Ontosoroh. Yakni Annelies . Istri dari Minke. 

Yang di gambarkan sebagai gadis indo Belanda yang cantik namun rapuh dan  misterius. 

Film belum selesai, kita tunggu aja dengan sabar.  Semoga film nya sama bagusnya dengan novel nya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun