Penanganan Banjir Jakarta dengan Konsep Sistem Polder Berkelanjutan, dengan Kolaborasi Berbagai Pihak Terkait
Urbanisasi di negara-negara berkembang yang telah terjadi dengan cepat sejak Abad ke -20. Kota-kota Pesisir merupakan kawasan yang paling cepat berkembang sekaligus terkena dampak akibat perkembangan. Pembangunan juga telah mengkonversi daerah pedesaan dan rawa - rawa di kota - kota ini. Dan karena perkembangan yang tidak berkelanjutan ini, banyak isu-isu lingkungan yang terjadi pada kota-kota, seperti banjir. Banjir sebenarnya disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang tidak memadai untuk pencegahan banjir dan tak terawat, pembangunan kota dengan tanpa perencanaan dan perubahan iklim.
Memahami fakta ini, kami percaya bahwa Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resource Management) adalah benar-benar harus dilaksanakan untuk memecahkan masalah ini. Hal ini dapat didefinisikan sebagai "Suatu proses yang mempromosikan pembangunan yang terkoordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait, dalam rangka memaksimalkan hasil ekonomi dan kesejahteraan sosial secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekosistem vital." Dalam hal ini, IWRM benar-benar meliputi upaya pengendalian perubahan pemanfaatan lahan dan perkotaan run-off permukaan; drainase perencanaan dan pengelolaan; desain lansekap dan infrastruktur ketentuan, yang dilakukan secara simultan. Kami menyimpulkan bahwa untuk melakukan IWRM sukses, kreatif kolaborasi antara Perencanaan Kota Kewenangan dan Drainase Management Authority adalah wajib.
Di perkotaan 'lahan dataran rendah seperti Jakarta, banjir ekstra upaya pencegahan dan mitigasi diperlukan. Sebuah sistem polder diperlukan seperti yang sesuai dan efektif untuk pengendalian banjir. Polder adalah sebuah sistem drainase terpadu yang terdiri tanggul, saluran, kolam retensi, muara sungai struktur atau pompa bensin. Lebih lanjut, lanskap di polder perlu direncanakan untuk memastikan efektivitasnya. Polder tanggul juga harus direncanakan dan dirancang mempertimbangkan potensi konflik sosial dan masalah aksesibilitas. Terakhir, pemeliharaan infrastruktur menjadi titik kritis untuk keberhasilan operasi polder.
Polder juga sistem yang tidak dapat direncanakan secara terpisah dari rencana tata ruang makro, desain perkotaan dan pengelolaan air makro (daerah aliran sungai) sistem. Pemahaman ini, kami percaya bahwa kolaborasi kreatif dalam Pengelolaan Air Terpadu khususnya dalam Sistem Polder harus bergabung oleh Pemerintah, Rakyat dan sektor swasta. Ini pada akhirnya akan menjamin pembangunan berkelanjutan di daerah dataran rendah perkotaan. Di Jakarta kami mengusulkan dibangunnya Polder Provinsi untuk mengatasi masalah Banjir di Jakarta Utara. Kami berharap agar infrastruktur ini dapat dilengkapi selain BKT dan BKB.
Keywords: Kolaborasi dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu, Urban Polder, Mitigasi Banjir, Pembangunan Berdampak Rendah, Low Impact Development, Urban Polder, Banjir Jakarta
Silahkan mengakses
http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/03/28/creative-collaboration-in-urban-polder-in-jakarta-in-the-framework-of-integrated-water-management/
Terimakasih
Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H