Ingat Film Kungfu Panda? Ketika saya harus menonton film kartun Kungfu Panda berulang-ulang, saya akhirnya bisa memetik sedikit pelajaran darinya. Diantaranya kisah seorang murid kungfu yang sudah dibesarkan oleh master kungfu dari bayi, dan akhirnya dia menjadi jago kungfu, tapi akhirnya dengan ambisinya malah melawan gurunya sendiri untuk mencapai ego dan tujuan pribadinya. Betapa kisah itu ternyata memang terjadi di sekitar kita.
Cobalah amati teman-teman kerja kita... Tidak sedikit dari teman-teman kita di tempat kita bekerja, demi menggapai keuntungan/tujuannya, menghalalkan segala cara. Termasuk memfitnah teman sendiri, menjilat atasan, menusuk teman dari belakang, menjadi bunglon, bahkan menggadaikan aqidah (keimanannya).
Bunglon? Iya, orang yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkunganya dengan tujuan untuk mengelabui ancaman/musuh. Kalau bos bilang ijo dia ijo, merah jadi merah. Tak punya pendirian. Ngikuuttt aja....... Apakah keputusan itu benar atau salah. Apakah menyakiti hati kebanyakan teman kita. Yang penting: dia sendiri selamat!
Menjilat? Orang yang selalu tunduk ma bosnya. Apa pun dilakukannya, hal-hal yang sepele hingga mengorbankan waktu keluarga atau bahkan keyakinan/keimannya. Sampai-sampai panggilan untuk sholat (ketika waktu sholat tiba), dia takut untuk izin sholat dulu.
Musuh dalam selimut? Dalam satu tim, tapi menjelek-jeleknya timnya (lebih khususnya ketua tim) pada orang lain. Karena dia hanya sebagai anggota tim, bukan ketua tim. Maksudnya adalah agar ketua tim dilengserkan oleh pimpinan yang lebih tinggi. Dan tujuannya adalah dia bisa menduduki jabatan menjadi ketua tim, yang diidam-idamkan dari dulu. Ghibah dan fitnah....
Menusuk teman dari belakang? Ya .... sama dengan bunglon dan musuh dalam selimut (saya sebut "bunglon dalam selimut")... sama saja senjatanya yaitu ghibah dan fitnah.
"Dia tuh di depan kamu.. bicara yang baik-baik tentang kamu.... Tapi ketika di belakang kamu, wah kamu benar-benar dijatuhkan di depan bos kita..." begitu pengakuan temanku.
"Ah masa sih....? Aku tahu kok dia gak mungkin begitu" katanya datar dengan maksud menenangkannya. Tak bisa kupungkiri hati bertanya-tanya apakah mungkin dia melakukan hal itu. Karena kalau benar bisa berarti dia melakukan ghibah atau bahkan fitnah, hal yang sangat keji!
"Tahukah kamu apa ghibah itu?" Jawab sahabat: "Allahu warasuluhu a'lam (Allah dan Rasulullah yang lebih tahu)" (HR Muslim, Abu Daud).
Nabi SAW bersabda: "Menceritakan hal saudaramu yang ia tidak suka diceritakan pada orang lain."
Tanya Sahabat, "Bagaimana jika memang benar sedemikian keadaan saudaraku itu?"