Waktu ada pertandingan antar departemen beberapa tahun sebelumnya, aku memang ikut main futsal dan menjadi pemain andalan tim. Mereka mungkin melihat permainanku lumayan seperti aku ungkapkan ... (Tembong-Mu di Mana?) di http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2010/12/08/tembong-mu-dimana/
Tapi memang dibutuhkan sedikit "pengorbanan" untuk berolah raga malam. Karena dilaksanakan selepas jam kantor, bahkan sehabis sholat maghrib, tentu yang pertama adalah pengorbanan waktu. Pengorbanan tenaga. Karena harus pulang ke rumah lebih larut malam, sementara besok paginya harus berangkat kantor lagi.
Belum lagi faktor udara malam yang setahu saya sudah tidak "sehat" lagi. O2 sudah rebutan sama pepohonan di sekitar kita. Polusi siang hari juga sudah menumpuk (terakumulasi) di ambang batas. Olah raga malamnya sih di dalam ruangan, tapi saat perjalanan pulang?
"Ya untuk peregangan otot lah .. seharian kan sudah tegang tuh otot gak digerak2in... apalagi sehari-hari banyak duduk.... Ya sekalipun menyegarkan pikiran lah ... refreshing... " gitu alasan temanku mau berolah raga malam. Konon, olah raga malam bisa membuat tidur lebih lelap.
Bagaimanapun menurutku sih paling bagus ... pagi atau sore hari. Tapi kesempatannya tentu hanya di hari libur (Sabtu dan/atau Minggu), apalagi untuk masyarakat perkotaan yang super sibuk...
Dan paling membuat aku lebih berat lagi adalah... sholat Isya jadi ketinggalan untuk berjamaah di masjid...
Adakah tulisan seputar olah raga malam yang lebih komplet dari Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H