"Cobalah untuk rutin sholat dhuha selama 40 hari berturut-turut dan berdoalah agar jalan rezekimu terbuka luas..." Begitu pesan seorang sahabat yang sangat rajin beribadah. Aku saja benar-benar dibuat iri dengan kerajinannya itu. "Sholat dhuha termasuk sunnah, berarti sholat wajibnya harus bener dulu dong," Begitu gumamku dalam hati.
Rasa iri itu menggerakanku untuk mencoba menjalani rutinitas sholat dhuha tanpa terputus. Ternyata tantangan dan godaannya luar biasa! Termasuk ketika harus ada tugas luar kota yang memotong waktu sholat dhuha atau terkadang membuat pikiran lupa.
Niat kuat untuk rutin sholat dhuha ternyata juga membakar semangat memperbaiki sholat 5 waktu. Inginnya tepat waktu dan juga berjamaah. Lambat laun, niat untuk menghitung 40 hari pun terlupa. Saya bahkan tak terpikir niat awal dari sholat dhuha waktu itu. Yang penting jalani dan membaca doanya dalam bahasa Indonesia....
Saya teringat tausiyah seorang ustadz, bahwa ibadah yang kita lakukan dengan lebih baik dan lebih baik lagi, AWALNYA adalah untuk melebur dosa-dosa (kecil) kita dulu, setelah itu ibadah kita yang membaik dan rutin itu barulah dipertimbangkan Alloh SWT untuk memenuhi harapan/keinginan/doa yang kita panjatkan.
Jadi saat saya berniat melakukan ritual ibadah selama 40 hari berturut-turut, maka saya sudah menyadari bahwa itu nantinya untuk menutup dosa-dosa kecil lebih dulu. Jika di tengah-tengah saya menjalaninya ternyata saya berbuat maksiat/dosa lagi, ya 40 berikutnya untuk menutupnya lagi. Begitu seterusnya sampai benar-benar selama 40 hari saya bisa meminimalisasi perbuatan dosa.
Amalan saya membaca surrah Yaasiin, Al Mulk dan Ar raahman, setiap habis sholat dan menjelang berdoa memang saya lakukan agar Allah SWT YANG MAHA PERKASA berkenan memberi rahmat dan hidayah untuk hambanya yang hina ini. Tapi pun saya sangat menyadari, amalan itu rasanya tak cukup untuk AWALNYA menghapus dosa-dosaku yang sudah bejibun!!
Oleh karena itu, amalan itu akan terus saya baca, mungkin tidak hanya untuk 40 hari berturut-turut, tapi seterusnya, mungkin sampai saya bisa menghafal ketiga surat itu. Bila sudah hafal, lalu ditambah lagi satu surat lagi, misalnya Al-Kahfi. Saya juga berusaha membaca artinya di lain kesempatan.
Saya meyakini bacaan Alquran bisa menyembuhkan hati yang sakit dan menenangkan pikiran. Dengan membaca berulang-ulang terutama sehabis sholat wajib, Kalam Alloh yang pernah dibacakan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW ini saya yakini bisa masuk ke alam bawah sadarku dan memenuhi memoryku.
Info dan bacaan yang ditangkap telinga kita, yang ditangkap mata kita, telah banyak tersimpan dalam otak kita dan kebanyakan bersifat duniawi. Apakah itu dari perbincangan kita dengan teman-teman, dari koran dan televisi... Dari gosip, ghibah bahkan mungkin hingga ke fitnah... Bagaimanapun hal-hal itu akan tersimpan dalam alam bawah sadar kita, dan lama-lama akan menumpuk serta mempengaruhi perilaku dan karakter kita.
Informasi dan kata-kata yang masuk dalam otak/pikiran kita, harus diimbangi dengan yang positif. Dan tidak ada kata-kata yang sebaik (sesempurna) Kalam Alloh bukan?
Membaca Kalam Alloh berulang-ulang saya yakini bisa menggerakkan sel-sel dalam tubuh kita yang jumlahnya jutaan milyar sel, dan Insya Allah memberi energi positif yang luar biasa. Anda tentu masih ingat percobaan yang dilakukan terhadap dua botol berisi air yang satu diteriaki dengan kata-kata negatif (makian), yang satu lagi diteriaki dengan kata-kata positif. Ternyata air yang diberi kata-kata positif menunjukkan pola/bentuk yang sangat indah.
Mari saling mendoakan agar semua langkah kita diridhoi oleh Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui atas niat kita baik yang terucap maupun dalam batin kita.
Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan hamba beriman utk slalu mendoakan kebaikan orang lain.
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu & bagi (dosa) kaum mukminin, baik laki2 maupun perempuan “ (QS Muhammad:19).
“Wahai Rabb kami, ampunilah aku & kedua orang tuaku & segenap orang2 yg beriman pd hari terjadinya hisab (kiamat)” (QS Ibrahim:41)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H