Mohon tunggu...
Gunawan Sriwibowo
Gunawan Sriwibowo Mohon Tunggu... profesional -

Insan biasa yg mencoba berbagi hal2 melingkupi kita walaupun kecil namun insyaAllah ada manfaatnya.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo Anarkis, Tak Patuh Lalin...Ya Itulah Tabiat Kita

22 Oktober 2010   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena demo biasanya seperti itu, ya kami demo seperti itu.  Bakar ban, memblok jalan, dsb. Karena sepeda motor sudah biasa naik trotoar, berhenti di atas zebra cross, ya kami melakukan itu juga.  Toh hal itu tidak diprotes pemakai jalan lain, dan kita juga tidak diapa-apain oleh petugas.

Kita terbiasa melakukan apa yang dilakukan para "pendahulu-pendahulu" kita.  Bukan hanya dalam hal tindakan-tindakan sehari-hari, dalam urusan ibadah pun kita sering mengikuti para pendahulu kita. Yang sering tidak sesuai dengan ajaran agama, tapi karena sudah mengakar dan mendarah daging, sulit untuk diluruskan.

Kata teori kebiasaan menciptakan karakter, dan karakter akan menciptakan sebuah budaya. Tapi apakah kebiasaan atau karakter yang tidak terpuji itu tidak bisa kita ubah? Kalau dibiarkan, dan semakin hari semakin buruk saja, tabiat kita, baik di jalan, bahkan mungkin di dunia maya seperti ini, bagaimana dengan nasib keturunan kita kelak?

Saat ada anak-anak berantem, orang tua anak yang nakal itu bilang, "Ya namanya anak-anak Pak.. ya seperti itu... Nakal wajar lah.." katanya. Kalau saya pribadi kok melihatnya tidak seperti itu ya. Saya yakin orang tua bisa memberikan pendidikan sejak dini kepada anak-anaknya.

Saya melihat sendiri betapa sang anak yang jail itu menendang dengan keras perut temannya dengan wajah yang bermusuhan, padahal anak yang ditendang itu diam dan 'sangat manis'.  Sang anak jail itu bahkan sudah biasa berlarian di depan barisan orang yang sedang sholat. Sedang anak seusianya, ikut rapi dalam barisan shaf dan diam.

Saya pribadi berusaha keras mendidik anak saya sejak 2-3 tahun untuk tertib dalam barisan sholat. Saya tekankan kepada anakku itu, dg bahasa mereka tentunya, "Nak... kalau sholat tidak boleh bicara, tidak boleh jalan-jalan, dan kalau cape berdiri, duduk aja ya nak..."  Saya pastikan tidak akan membawa anak saya bila dia belum bisa tertib seperti arahan saya itu. Saya merasa bersalah bila ternyata anakku berkeliaran, mondar-mandir di depan orang sholat, atau bahkan menangis...

Alhamdulillah, sejak usia 4 tahun, anakku dah bisa tertib kalau diajak sholat berjamaah (tidak mengganggu jamaah). Jelas saya merasa berdosa jika anak yang saya bawa dalam sholat berjamaah ternyata menangis dan akhirnya menggangu kekhusukan sholat para jamaah lainnya. Entah bila Anda, tapi itulah prinsip saya.

Dalam hal lain, kepada anakku lainnya yang lebih besar aku tegaskan "Kalau ketahuan merokok... Kamu tidak bapak sekolahkan lagi!... Kalau ketangkap polisi karena tawuran, Bapak tidak akan menjemputnya.. biarlah kamu merasakan di penjara polisi...!!"

Alhamdulillah, anak-anakku sampai saat ini tidak mengikuti arus kenakalan anak-anak atau remaja yang dibilang oleh sebagian orang tua sebagai hal yang "lumrah".  Jadi alangkah gemesnya saya ketika suatu saat anakku menjadi korban palak teman-teman sekolahnya.  Saya tak terima dan mengurusnya sampai tuntas, tas, tas... seperti yang sudah pernah aku tulis di Kompasiana juga di http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/22/premanisme-di-sekolah/.

Intinya, saya ingin berpesan bahwa sikap dan karakter masyarakat bisa kita ubah dari rumah kita masing-masing. Kita siapkan keturunan kita yang lebih tahu sopan santun, baik di rumah, di rumah ibadah maupun di jalan.

Saya pun bertanya-tanya jika melihat demo mahasiswa anarkis, ulah pengendara di jalan yang tak tahu aturan.... "Apakah sikap seperti itu yang didambakan/diharapkan oleh orang tuanya ya. . . .???"  Apa yang mereka banggakan... Bukankah ia juga membawa nama baik keluarga dan orang tuanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun