Mohon tunggu...
Gungun Septian
Gungun Septian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis amatiran, Programmer, Pengusaha Pemula. http://www.gungunst.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memandang Langit Sore Jakarta dari Trotoar

25 Februari 2014   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya benar-benar sangat mendambakan trotoar yang nyaman dan bersih seperti di luar negeri. Saya selalu bertanya pada diri sendiri, kapan trotoar di Jakarta bisa seperti trotoar-trotoar jalan di Australia, Eropa atau negara-negara maju lainnya??

Selama hampir 6 tahun, merasakan nyamannya berjalan kaki di trotoar Jakarta mungkin hanya bisa saya lakukan dalam mimpi saja.

Setahun terakhir, ketika Jokowi mulai  menjadi orang nomer satu di Jakarta, sedikit-demi sedikit mulai telihat perubahan-perubahan kecil yang walaupun demikian akhirnya bisa membuat rasa kecewa saya terhadapa trotoar sedikit terobati.

Ada sesuatu yang unik ketika saya kembali melewati trotoar sekitar jalan Gatot Subroto, Pancoran.

Di sepanjang trotoar itu dipasang bangku taman yang terbuat dari kayu . Jarak antara bangku taman yang satu dengan yang lainnya mungkin sekitar 30 meter. Tempat sampah pun ditambahkan didekat bangku-bangku taman tersebut.

Memang, kalau kita bandingkan, masih sangat jauh sekali dengan trotoar-trotoar ternyaman dan terbaik yang ada di seluruh dunia. Tapi sedikit perubahan kecil ini membuat para pejalan kaki merasa lebih dihargai dan diperhatikan haknya oleh Pemprov DKI.

Trotoar di Jakarta menjadi jauh lebih nyaman sekarang. Setiap sore, saya selalu menyempatkan diri untuk duduk-duduk di bangku taman trotoar walau hanya untuk sekedar beristirahat sejenak sepulang kantor. Untuk membaca buku atau hanya sekedar memainkan gadget.

Dari bangku trotoar ini pula akhirnya hampir setiap sore saya selalu merasakan nikmatnya mengamati ramai jalanan kota dengan berbagai macam jenis kendaraan yang berdesakan.

Merasakan nikmatnya mengamati para pekerja kantoran yang berjalan ramai disepanjang trotoar dengan menampakan wajah lusuh dan lelahnya,

Merasakan nikmatnya mengamati kerlap-kerlip cahaya lampu gedung-gedung tinggi yang selalu  meramaikan akhir hari.

Merasakan nikmatnya mengamati langit sore Jakarta yang selalu berubah warna dari temaram kuning menjadi gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun