Melalui Gerakan Literasi Sekolah Melatih Rasa dan Nalar ini diharapkan siswa-siswi mampu mengolah rasa (afektif) yang berhubungan dengan hati, jiwa maupun inderanya.Â
Sedangkan daya cipta (kognitif) yang berhubungan dengan logika dan daya nalar. Sehingga kelak mereka akan memiliki karsa (psikomotor) yang memiliki keinginan, hasrat atau kemauan untuk menghasilkan (karya) yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
Rabu Melawan Nasib (Menyanyi Lagu Wajib Nasional Bersama)
Secepat ini dunia berubah. Teknologi informasi semakin berkembang dan maju. Kini dunia berasa ada dalam genggaman saja. Tak ada batasan lagi dalam berkomunikasi dan mengonsumsi informasi semenjak manusia dikenalkan dengan internet, sehingga tak ayal lagi bahwa informasi-informasi itu datang secara masif baik yang berdampak positif maupun negatif.Â
Budaya luar, terutama yang bersifat negatif sangat sulit untuk dibendung yang menyebabkan kebudayaan lokal pun turut tergerus. Rakyat makin mudah tersulut adu domba, sehingga muncul kekhawatiran apabila rakyat Indonesia mudah untuk dipecah-belah, sebagai titik awal disintegrasi bangsa.
Berdasarkan perihal tersebut, perlulah kiranya sekolah sebagai pusat peradaban menjadi yang terdepan dalam memperbaiki serta meminimalisir dampak yang akan terjadi. Persatuan dan kesatuan wajib kembali dipupuk dan dibina.Â
Salah satu upaya memupuk dan membina persatuan dan kesatuan itu dengan kembali meningkatkan rasa cinta tanah air dan sikap patriotik bangsa Indonesia melalui sebuah program pembiasaan setiap hari Rabu yaitu Rabu Melawan Nasib.
 Menyanyikan lagu wajib nasional secara bersama-sama disinyalir dapat menanamkan serta menumbuhkan jiwa-jiwa patriotik yang cinta tanah air dalam diri siswa.Â
Dalam kegiatan Rabu Melawan Nasib ini siswa-siswi bersama-sama menyanyikan lagu wajib nasional antara lain, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, Dari Sabang sampai Merauke, Maju Tak Gentar dan lain sebagainya.Â
Di samping lagu wajib nasional, untuk saling mengenal dan mencintai budaya daerah lain maka dinyanyikan pula lagu-lagu daerah yang berasal dari Aceh hingga Papua.
Kamis Spandek (Surat-surat Hapalan Ayat Pendek)