Mohon tunggu...
Gun Gun Malisuwarna Gumelar
Gun Gun Malisuwarna Gumelar Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 1 Rajamandalakulon - Bandung Barat

Good education produces a noble civilization

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

26 April 2022   09:31 Diperbarui: 26 April 2022   09:34 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang diberkati Tuhan atas dasar keberagaman. Bangsa yang tak pernah habisnya melahirkan tokoh-tokoh intelektual. Sebuah bangsa dengan tokoh-tokohnya yang memiliki peranan vital dalam kegigihannya memperjuangkan lahirnya Bangsa Indonesia.

Bentuk perjuangan yang dicetuskan oleh tokoh-tokoh tersebut tidak hanya yang berkenaan dengan perjuangan fisik semata. Namun yang tak kalah pentingnya adalah pejuangan dalam bentuk sumbangsih pikiran, ide maupun gagasan. Perjuangan yang diawali dengan bentuk kerja sama melalui jalur diplomasi yang secara tidak langsung telah berproses melahirkan cendekiawan pemrakarsa pendidikan, yang melekat pada sosok Ki Hadjar Dewantara. Oleh beliau, pendidikan dirasa penting dalam upaya membantu membuka pemikiran-pemikiran visioner demi terealisasinya kemerdekaan Bangsa Indonesia dari cengkraman imperialisme Belanda.

Ki Hadjar Dewantara sebagai pemrakarsa yang mewarisi pemikiran-pemikirannya dalam pendidikan Bangsa Indonesia hingga kini, wajib dijadikan landasan utama sistem pendidikan kita. Beliau mengatakan, bahwa kita harus bangga dengan apa yang kita miliki. Tak perlu meniru-niru apa yang orang lain atau bangsa lain miliki. Yang orang lain miliki belum tentu cocok dan relevan dengan kita. Namun, alangkah baiknya apabila kita dapat memaksimalkan potensi yang melekat pada diri kita. Sehingga kita dapat menetapkan orientasi pendidikan sebagai penentu kebijakan yang akan mampu menentukan arah dari tujuan pendidikan yang selaras dengan falsafah budaya Bangsa Indonesia.

Sistem Among Ki Hadjar Dewantara adalah metode tepat untuk pendidikan kita, karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berlandaskan pada silih asah, silih asih dan silih asuh (care and dedication based on love). Pendidikan dengan sistem among memiliki kaitan dengan filosofi Pratap Triloka, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso Sung Tulodho, berarti di depan memberi teladan. Guru adalah sosok yang dekat dengan murid-muridnya. Sehingga sikap dan perilakunya akan dengan mudah mereka tiru. Untuk itu jadilah guru yang patut memberi suriteladan bagi mereka. Ing Madyo Mangun Karso, di tengah-tengah membangkitkan semangat. Keseharian guru di tengah-tengah proses pembelajaran, patut menjadi pembangun jiwa serta passion murid-muridnya, hingga mereka memiliki sikap resiliensi yang tak kenal lelah belajar. Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan. Perkembangan sosial dan emosional anak cukup dinamis dan belum stabil. Jiwanya masih berproses dan terus berkembang. Untuk itu perlu adanya sosok guru yang akan selalu siap sedia memberikan bimbingan, tuntunan, dukungan serta dorongan bagi perkembangan sosial emosional murid-muridnya, demi mencapai kebutuhan belajarnya. Pratap Triloka yang berlandaskan asah, asih dan asuh tersebut secara langsung akan memberi dampak pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal itu disebabkan oleh nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, harus dijiwai oleh filosofi Pratap Triloka sebagai fasilitator yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai dan peran dari seorang guru akan berdampak pada prinsip-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan, apabila kita mampu mengenal, memahami dan menerapkan nilai-nilai sebagai berikut.

  • Bermusyawarah dan gotong royong dalam menyelesaikan kasus permasalahan yang bersifat dilema etika (kolaborasi).
  • Selalu memperbaiki hal yang dirasa kurang baik dan meningkatkan suatu hal yang dirasa sudah baik (reflektif).
  • Mengedepankan hal-hal baru berdasarkan pengembangan hal-hal yang terjadi sebelumnya dengan keputusan yang lebih bijak (inovatif).
  • Memiliki inisiatif sendiri sebelum dibahas dalam forum musyawarah (Mandiri).
  • Segala pengambilan keputusan harus berlandaskan pendidikan yang berpihak pada murid sebagai upaya perwujudan hasil keputusan yang bijaksana.

Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin suatu pembelajaran dibutuhkan adanya komunikasi dengan pihak lain. Teknik coaching dirasa adalah strategi yang tepat sebagai upaya dalam membantu proses pengambilan keputusan. Karena coaching itu sendiri adalah cara maupun strategi dalam menuntun dan membimbing seseorang akan sebuah permasalahan, namun orang itu sendiri yang akan memaksimalkan potensi dirinya demi menemukan jalan keluar dari permasalahannya. Teknik coaching TIRTA sangat efektif untuk dikombinasikan dengan pengambilan keputusan yang berpedoman pada 9 strategi pengambilan keputusan.

Selain pengambilan keputusan dapat dikombinasikan dengan teknik coaching TIRTA, guru pun dapat mengelola aspek sosial emosionalnya yang dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Karena dengan Pembelajaran Sosial Emosional yang memfokuskan pada tindakan kolaboratif antara guru dan murid, maupun guru dengan guru sehingga dapat menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial emosionalnya. Dengan aspek tersebut guru dapat mempertimbangkan hasil pengambilan keputusannya yang dilandasi oleh pengelolaan diri, kesadaran diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang tentunya berhubungan langsung dengan keputusan yang well being. Well being adalah kondisi individu yang memiliki sikap positif bagi diri sendiri dan orang lain sehingga dapat membuat keputusan yang penuh dengan kebajikan dan kebijakan.

Sedangkan untuk pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika difokuskan pada kesadaran diri atau self awareness serta keterampilan berelasi untuk mengambil sebuah keputusan. Kita dapat berpedoman pada sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk memastikan apakah permasalahan tersebut termasuk dilema etika yang merupakan masalah benar vs benar. Ataukah pada bujukan moral yang berarti benar vs salah. Jika masalah adalah bujukan moral maka secara tegas, kita harus kembali kepada nilai-nilai kebenaran.

Pengambilan keputusan yang tepat, dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi apabila kita dapat mengimplementasikannya dalam pola pendekatan yang lebih tertata dan sistematis. Dalam hal ini kita dapat menggunakan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif yaitu strategi perubahan kolaboratif berbasis kekuatan atau yang lebih kita kenal konsep BAGJA.

Namun dari pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini, ada kesulitan yang dirasakan, yaitu dalam kasus dilema etika, khususnya pada permasalahan mengorbankan aturan, sehingga lebih menitikberatkan pada nilai rasa kasihan maupun rasa kesetiaan. Akan tetapi jika hal tersebut tak dipungkiri terjadi, maka kita perlu memperhatikan prinsi-prinsip dalam pengambilan suatu keputusan. Kita harus berpikir hasil akhir dari keputusan kita (end based thinking), kita pun harus melihat peraturan yang menjadi tolak ukur keputusan yang diambil (rule based thinking) dan kita pun harus menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif (care based thinking).

Tujuan akhir dari proses pembelajaran yang kita lakukan adalah pembelajaran dengan konsep merdeka belajar. Dalam merdeka belajar, murid diberikan keleluasaan untuk berpikir, untuk memutuskan sesuai dengan kekuatan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid pun dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. Sehingga keputusan yang kita ambil tidak akan merusak tatanan potensi diri mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun