Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan sebelumnya, sejatinya seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusannya dapat memberi dampak positif bagi masa depan murid-muridnya. Seperti halnya Ki Hadjar Dewantara umpamakan, jika murid-murid itu diibaratkan benih tanaman jagung dan guru sebagai petaninya. Tentunya sang petani harus merawat benih itu dengan baik. Petani dengan penuh rasa tanggung jawab akan memberi pupuk yang cukup, menyiangi serta menyiraminya dengan baik. Segala keputusan yang petani ambil murni demi menjaga dan merawat benih itu hingga tumbuh menjadi tanaman jagung yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk itu saya dapat simpulkan bahwa,
- Pengambilan keputusan dalam implementasinya harus dimiliki oleh guru dengan berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara dan kaitannya bagi guru sebagai pemimpin pembelajaran.
- Pengambilan keputusan berlandaskan pada budaya positif dengan  menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA, yang akan mengantarkan murid pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
- Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus didasari pada kesadaran penuh (mindfulness) dalam upaya memfasilitasi murid menjadi bagian dari Profil Pelajar Pancasila.
- Dalam upayanya mewujudkan profil pelajar pancasila, terkadang ada dilema etika dan bujukan moral, sehingga diperlukan sembilan langkan strategi pengambilan dan pengujian keputusan dalam memecahkan permasalahan agar keputusan tersebut berpihak pada murid serta demi terwujudnya iklim merdeka belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H