Di ruangan kelas VI, terdiri dari beberapa anak dengan latar belakang minat, kemampuan dan keterampilan yang beragam. Ada anak yang memiliki kegemaran dalam bermusik, olah raga, menggambar, berakting dan yang lainnya. Dari beberapa anak tersebut ada pula yang telah memahami konsep luas suatu bangun datar serta dapat mengerjakan operasi hitungnya. Sebagian lainnya ada yang telah memahami konsep luas bangun datar namun belum lancar dalam mengerjakan operasi hitungnya. Ada pula anak yang belum memahami konsep luas sebuah bangun datar dan belum mampu menghitungnya. Ada pula anak yang menyukai gaya belajarnya dengan membaca, menonton video maupun mengamati gambar. Beberapa anak ada yang dapat lebih fokus belajar jika dalam proses pembelajarannya, mereka senang menyimak perkataan guru, melalui lagu/musik, maupun mendengarkan sebuah cerita. Selain itu ada pula anak yang lebih suka bergerak saat mengakses maupun mengeksplorasi informasi.
Dari ilustrasi di atas tampak jelas, ada situasi bahwa dalam satu ruangan kelas terdiri dari latar belakang kebutuhan, kemampuan dan minat anak yang beragam, dan tak dapat kita pungkiri bahwa strategi maupun gaya/model pembelajaran yang akan seperti apa sehingga mampu mengakomodir keberagaman itu? Tentunya pertanyaan itu akan menjadi pemantik bagi kita untuk segera mengidentifikasi atau memetakan semua kebutuhan belajar murid.
Sebagi guru, tentunya kita harus mengetahui cara yang tepat bagi murid agar mereka dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Mengacu pada ilustrasi di paragraf awal adakah contoh tindakan yang sesuai dengan kesiapan belajar murid, minat dan profil belajarnya? Mari kita kembali amati!
Kesiapan Belajar (Readiness)
Tujuan dipetakannya kebutuhan belajar murid berdasar tingkat kesiapannya yaitu untuk memodifikasi tingkat kesukaran pada bahan pembelajaran, sehingga murid dapat terpenuhi kebutuhan dalam belajarnya.
Kelompok 1, sudah memahami konsep luas suatu bangun datar serta dapat mengerjakan operasi hitungnya.
Kelompok 2, sudah memahami konsep luas suatu bangun datar, namun belum lancar dalam mengerjakan operasi hitungnya.
Kelompok 3, belum memahami konsep bangun datar serta belum lancar dalam mengerjakan kesiapannya.
Minat MuridÂ
Tujuan untuk memetakan minat murid adalah untuk meningkatkan motivasi belajar, menyelaraskan kecintaan terhadap belajar dengan peran sekolah, mendemonstrasikan koneksi semua pembelajaran, serta menggunakan keterampilan maupun ide untuk mempelajari ide/keterampilan tersebut agar lebih mereka kenal. Sebagai contoh guru dapat memetakan kebutuhan belajar murid berdasar minatnya dalam berolahraga, bermusik, menggambar, menari dan lain sebagainya.
Profil Belajar Murid
Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Contohnya dalam proses pembelajaran dengan adanya anak yang memiliki gaya belajarnya visual, auditori dan kinestetik.
Ketiga aspek kesiapan belajar tersebut merupakan bagian dari Diferensiasi Konten. Diferensiasi konten berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajartnya. Diferensiasi konten itu sendiri termasuk ke dalam tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu Diferensiasi Konten, Diferensiasi Proses dan Diferensiasi Produk.
Selanjutnya adalah diferensiasi proses. Dalam kegiatan ini, guru harus memahami apakah murid akan belajar mandiri atau berkelompok. Guru menawarkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun cara diferensiasi proses antara lain,
- Kegiatan berjenjang, adalah situasi ketika murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan daya dukung dan kompleksitas berbeda.
- Menyiapkan pertanyaan panduan atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan menstimulasi murid agar berkesplorasi terhadap materi yang dipelajari.
- Membuat agenda individual murid, contohnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid.
- Mengalokasikan waktu yang dapat murid ambil untuk menyelesaikan tugas. Dalam hal ini untuk memberikan dukungan bagi murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya.
- Mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
- Melakukan pengelompokan secara fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid.
Sedangkan Diferensiasi Produk adalah hasil pekerjaan bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk.
Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak lepas dari eksistensi aspek-aspek pembentuk di dalamnya. Aspek-aspek tersebut memiliki saling keterkaitan di antaranya adalah,
- Pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang memihak pada murid. Yaitu proses pembelajaran yang sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara yang memperlakukan murid itu sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, yang sudah barang tentu semua murid memiliki kodrat alam dan kodrat zamannya yang beragam. Â
- Guru sebagai sumber daya, yang memberdayakan nilai dan perannya dalam melaksanakan pembelajaran diferensiasi sangatlah penting. Karena nilai-nilai yang melekat pada guru yaitu Kolaboratif, Reflektif, Inovatif, Mandiri serta Berpihak pada murid adalah bagian komponen-komponen utama dalam pembelajaran berdifernsiasi.
- Visi dan Misi guru secara pribadi dan Visi Misi kelas maupun sekolah harus berjalan secara selaras dan berdampingan. Karena tujuan konkret ke depan yang tertuang dalam visi misi secara universalnya adalah ingin memenuhi kebutuhan pembelajaran semua murid. Murid sebagai subjek pembelajar yang beragam harus terlayani dengan baik melalui visi misi yang baik pula.
- Pembelajaran berdiferensiasi merupakan bagian dari budaya positif. Pembelajaran diferensiasi berisi nilai-nilai yang berpihak pada murid sehingga murid dapat berkembang menjadi pribadi kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa, jika beberapa strategi pembelajaran diferensiasi tersebut terlaksana dengan baik maka kebutuhan belajar murid telah terpenuhi dan capaian hasil belajarnya telah optimal. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H