Berada di alam bebas membawa saya berada di alam kebebasan jauh dari sekat-sekat kesenjangan sosial dan juga sekat-sekat dinding kota yang terkesan kokoh namun angkuh. Menghirup udara segar di alam adalah detoksifikasi alami terhadap paru-paru kita dari udara kotor yang mungkin kita hirup dalam aktifitas sehari-hari kita di kota.
Pesut Mahakam, mamalia berwajah lucu
Pesut Mahakam adalah ikon dari Provinsi Kalimantan Timur. Masyarakat provinsi ini pasti tahu dengan satwa liar ini. Pesut Mahakam adalah hewan mamalia yang oleh masyarakat awam sering salah kaprah disebut dengan Ikan Pesut. Pesut mahakam adalah jenis mamalia seperti halnya manusia, hanya tempat hidupnya (habitatnya) memang di perairan S. Mahakam, anak-anak sungai dan danau-danaunya. Pesut bernafas dengan paru-paru dan melahirkan anak.
Saya sungguh beruntung, dalam perjalanan menyusuri S. Mahakam ini dua kali bertemu dengan kawanan pesut mahakam yakni di Kotabangun hingga S. Pela dan di S. Kedang Rantau, salah satu anak S. Mahakam yang berada di Muara Kaman.
Menurut Pakar Pesut Mahakam, Dr Ivan Yusfi Noor, yang juga merupakan Kepala Bidang Inventarisasi Daya Dukung Daya Tampung, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, untuk menghitung jumlah pesut mahkam dapat digunakan metode identifikasi sirip dengan kamera foto. Pesut mahakam dapat diidentifikasi individunya dari bentuk siripnya, karena setiap individu pesut mahakam memiliki bentuk sirip yang berbeda-beda. Sirip dapat berfungsi sebagai ‘sidik jari’ bagi individu pesut mahakam.
Keberhasilan saya melihat dan mengiringi pergerakan Pesut Mahakam tak lepas dari pengalaman nelayan pemilik ces/ketinting yang kami sewa. Tidak setiap nelayan pemilik perahu ces memiliki pemahaman terhadap perilaku Pesut Mahakam. Namun jangan khawatir karena sudah ada beberapa nelayan yang berpengalaman dan telah mendapatkan pelatihan dari RASI, Lembaga Swadaya Masyarakat yang berkecimpung dalam konservasi Pesut Mahakam.
Pesut Mahakam adalah jenis pesut air tawar. Jenis pesut air tawar hanya ditemukan di 3 (tiga) tempat yaitu di S. Mahakam (Indonesia), S. Irawadi (Myanmar) dan S. Mekong (Kamboja). Pesut Mahakam ini telah di uji DNAnya untuk mengetahui jenis spesiesnya dan diketahui bahwa Pesut Mahakam memiliki perbedaan dengan pesut lain yang ada di tempat lain, sehingga ada kemungkinan bahwa pesut mahakam adalah jenis lumba-lumba air tawar yang baru.
Bila kita lihat “wajah” dari Pesut Mahakam maka kesan yang akan kita tangkap adalah lucu seperti wajah badut. Pesut Mahakam oleh masyarakat sungai Mahakam dipandang sebagai jelmaan manusia sehingga masyarakat sekitar sungai Mahakam tidak pernah mencoba untuk mengganggu Pesut Mahakam. Hal ini sebenarnya menguntungkan dalam upaya konservasi Pesut.
Namun ancaman terhadap Pesut Mahakam ini lebih disebabkan oleh kematian akibat terperangkap secara tidak sengaja oleh jaring penangkap ikan nelayan. Selain itu, aktifitas angkutan sungai yang hilir mudik di S. Mahakam juga mengganggu aktifitas satwa liar ini terutama dalam mencari makan. Pesut Mahakam merupakan hewan yang mencari mangsanya dengan mengandalkan indera pendengar sehingga ketika indera pendengarannya terganggu maka akan menyebabkannya kesulitan mencari makan.
Cagar Alam Muara Kaman - Sedulang
Cagar Alam (CA) Muara Kaman - Sedulang ditetapkan berdasarkan SK. Menhut Nomor : 598/Kpts-II/1995, 2 Nopember 1995, dengan luas kawasan 62.500 ha. CA Muara Kaman _ Sedulang berada di area daerah aliran S. Kedang Kepala, Sungai Kedang Rantau, S. Ngayau dan S. Seputih. Keempat sungai tersebut mengelilingi cagar alam ini sehingga secara alami membatasi kawasan konservasi ini.