Mohon tunggu...
Gungis Gayatri
Gungis Gayatri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pengenalan Budaya Lokal: Kesenian Tari Janger

21 Oktober 2024   14:28 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari daerah menjadi salah satu bentuk dari ekspresi budaya yang kaya dan sangat beragam di wilayah Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki tari daerahnya masing-masing yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat setempat.  Mulai dari tarian, music pengiring, nyanyian hingga gerakan yang bermakna, tarian daerah memiliki keunikan tersendiri. Salah satu tarian daerah yang cukup menarik untuk diketahui lebih dalam ialah tari Janger yang menjadi salah satu kesenian dari Bali.  Eksistensi dari tari Janger sendiri tidak pernah pudar dalam pasang surutnya, yang dimana hampir seluruh masyarakat di Indonesia tahu bahwa tarian ini merupakan tari daerah dari Pulau Dewata Bali.  Namun kenyataannya kesenian tari Janger ini masih jarang diketahui bagi masyarakat, termasuk masyarakat local.  Intensitas tari janger sendiri masih dirasa rendah sehingga perlu dipertanyakan: apakah di era pesatnya teknologi informasi masih sulitkah menemukan bibit pengetahuan tentang seni tari janger? Apakah masih mungkin untuk mewujudkan kesenian ini di tengah minimnya minat masyarakat terutama generasi muda terhadap kebudayaan local ini?

Pengenalan di Lingkungan Sekitar

Kontribusi dari masyarakat Bali terutama para generasi muda (pemuda-pemudi) sangat diperlukan sebagai langkah awal dalam pelestarian ini.  Perlunya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian tari Janger ini bisa dilakukan dari hal-hal kecil yang biasanya menjadi kebiasaan di sekitar lingkungan masyarakat Bali, contohnya di setiap taman kanak-kanak akan ada pementasan kesenian tiap tahunnya dan biasanya anak-anak akan diarahkan untuk menampilkan tari janger.  Dan hal ini tidak hanya terjadi di Bali saja, namun sekolah di luar daerah Bali pun banyak mementaskan tari janger dalam kegiatan sekolah.  Kebiasaan ini sudah menjadi rahasia umum yang secara tidak langsung mengenalkan dan menanamkan kesenian tari janger walaupun ini bisa dikatakan sebagai kesenian yang bersifat musiman.  Namun pengenalan itu belum sepenuhnya dilakukan secara mendalam, karena tari janger yang biasa dipentaskan dalam acara sekolah belum memenuhi unsur kriteria kesenian tari janger yang meliputi vocal, gerak, dan iringan music.  Yang dimana kita tahu jika tari janger dalam pementasan anak-anak biasanya hanya menari mengikuti iringan music (include vocal) saja tanpa adanya vocal yang dinyanyikan dari penari itu sendiri.  Kemudian kebiasaan selanjutnya ialah mengikuti sanggar tari.  Hampir seluruh keluarga di Bali yang menyadari betapa pentingnya mengenali tari Bali itu biasanya akan menempatkan anak-anaknya pada sanggar tari untuk mulai belajar dasar dari tari Bali itu sendiri. Dan biasanya akan ada tingkatan-tingkatan sebagai penentu kemampuan anak.  Dari sini kita dapat mengenali kepada anak-anak, untuk tingkatan terakhir bisa diberikan pembelajaran mengenai tari janger dengan tambahannya yaitu belajar vocal/menyanyi.

Unsur Kriteria Kesenian Tari Janger (Vocal, Gerak, Iringan Musik & Berkelompok(?))

Dari hasil riset serta pengalaman penulis, kriteria kesenian janger yang sudah disebutkan tadi kuncinya ialah jumlah penari dalam kelompok.  Tarian yang memerlukan penari dari dua gender ini perlu dilakukan dalam jumlah kurang lebih 10/gender (10 janger & 10 kecak) karena disini diperlukan kerjasama dan kebersamaan untuk mempermudah dalam menjalankan salah satu unsur kriteria yaitu vocal/menyanyi.  Vocal dengan berkelompok akan menambah nilai performa yang lebih baik dibandingkan melakukannya dengan sedikit orang.  Dan lirik dalam nyanyian disini secara umum dilakukan dengan bahasa local (bahasa Bali).  Karena adanya modernisasi dan adaptasi dengan kemajuan zaman, bahasa dalam penulisan lirik menjadi lebih fleksibel dengan tetap memperhatikan pakem dari tari janger itu sendiri yang di setiap bagiannya akan selalu ada repetisi. Karena vocal disini menjadi kuncinya, maka dalam tari janger ini ada momen disaat para penari Perempuan (janger) dan laki-laki (kecak) akan saling sahut menyahut sebagai bagian penting atau klimaks dari pementasan tari janger.  "Janger itu sesungguhnya lebih mengutamakan lagunya daripada tariannya.  Karena mereka tidak dapat menari tanpa adanya lagu" salah satu kutipan dari pengamat seni, Prof. Dr. I Made Bandem mengenai tari janger.

https://youtu.be/9Xo5931xGSM?si=QPzpI2SeqfmwMtFW
https://youtu.be/9Xo5931xGSM?si=QPzpI2SeqfmwMtFW

Tidak berfokus pada vocal saja, gerakan dalam tarian ini memiliki gerakan yang cukup simple dengan menggerakan seluruh anggota gerak tubuh mulai dari kepala hingga ujung kaki.  Gerakan yang mudah dilakukan disesuaikan dengan karakter masing-masing dari setiap bagian lagu.  Untuk penari janger akan dibuat lebih lemah lembut namun tetap lugas. Dan penari kecak akan dibuat lebih gesit dan lincah. Setiap bagian lagu yang dimaksud yaitu, pembukaan; yang berisi ucapan selamat datang, bagian laki-laki (kecak); yang memfokuskan pada penari laki-laki, bagian Perempuan(janger); yang memfokuskan pada penari Perempuan, interaksi; para penari akan berinteraksi saling sahut menyahut dengan nuansa canda riang gembira, dan penutup; ucapan perpisahan dan terima kasih kepada penonton.  Disetiap bagiannya akan memiliki gerakan dengan makna yang berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhan karena gerakan ini dilakukan sambil olah vocal.  Ciri khas gerakan tari janger disini ada pada komposisi formasi penari yang cenderung memperhatikan barisan, berundak-undak dan berselang-seling antara penari kecak dan penari janger sehingga memberi visualisasi formasi yang megah dan pola gerakan yang diatur berlawanan memberi kesan hidup dan glamour. 

Iringan music tari janger ini biasanya diiringi dengan gamelan yang cukup fleksibel juga. Yang lebih sederhana iringan musiknya menggunakan gamelan geguntangan, namun dengan adanya kemajuan kreasi, kini iringannya dapat menggunakan gamelan yang lebih lengkap seperti semarandana atau semar pegulingan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.  Yang menjadi kunci utama iringan musiknya ada pada suling, dengan tangga nada yang harus disesuaikan oleh penari saat mengambil suara dalam olah vocal agar tetap senada.  Gamelan disini menginterupsi dan menuntun jalannya penari, mulai dari pengambilan suara, mulai gerakan dan berhenti pun akan diinterupsi oleh gamelan yaitu, tambur. Setiap tambur dibunyikan, baik itu dalam satu pukulan, dua pukulan atau beruntun akan memiliki makna yang berbeda, entah itu mulai, lanjut atau berhenti.

Semua unsur utama yang sudah disebutkan memiliki keterkaitan dengan satu kesatuan yang utuh.  Unsur dari tari janger tidak berhenti sampai disitu karena masih ada unsur lain yang mendukung kesenian tari janger ini, seperti riasan, kostum, panggung, struktur pertunjukan dan banyak hal lainnya. Namun hal utama yang menjadi dasar dari tari janger itu sendiri ialah, vocal, gerak, iringan music dan berkelompok. Berkelompok disini lebih ditekankan lagi karena jika dilakukan sendiri ataupun dengan sedikit orang, belum bisa dikatakan sebagai tari janger dan performa dari tari janger itu sendiri akan kurang.

Sebagai Media Ekspresi

Dinamika kesenian tari janger di lingkungan masyarakat bali masih pasang surut.  Dapat dikatakan jika kesenian tari janger hanyalah kesenian musiman di era globalisasi ini.  Seperti misalkan mewadahi tarian ini saat Pesta Kesenian Bali yang hanya diadakan setahun sekali.  Padahal jika di telaah lebih lanjut, pementasan tari janger bisa dilakukan kapan saja dan untuk acara apa saja yang mendukung pementasan sebagai media kita generasi muda untuk berekspresi secara bebas dan kreatif.  Karena penulisan lirik dalam lagu itu fleksibel dan tanpa batas bisa menyesuaikan dengan tema yang diinginkan.  Contohnya adalah tari janger yang dipentaskan oleh anak-anak dari sekolah SMP Negeri 9 Denpasar pada tahun 2018 yang mengusung tema "Sunda dan Upasunda".  Dalam tarian para penonton akan dituntun mengikuti alur dari cerita "Sunda Upasunda" dengan lirik lagu janger yang dibawakan berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, penanaman Pendidikan budi pekerti serta kehidupan anak muda zaman sekarang.  Pembawaan tari janger yang melibatkan lebih dari 50-an siswa ini, termasuk penari dan penabuh banyak menuai respon positif hingga membuka peluang untuk para generasi muda agar bisa lebih berkarya dengan bebas dan kreatif. 

https://www.pendidikan.denpasarkota.go.id/berita/janger-smpn-9-denpasar-angkat-lakon-%C3%A2%C3%A2sunda-dan-upasunda%C3%A2%C3%A2

Semakin pesatnya era globalisasi mebuat kita para generasi muda untuk selalu melek terhadap budaya local sekitar kita yang bisa saja dikemudian hari tanpa kita sadari akan hilang.  Sebelum hal itu terjadi, tidak ada salahnya bagi kita untuk mulai mengenal dan mempelajari kesenian tari janger.  Generasi muda pastinya diberikan kebebasan untuk berkarya dalam tari janger ini, entah itu ingin melestarikan budaya, menanamkan Pendidikan karakter, mencari jati diri, bahkan mengkritik pun bisa dituangkan melalui tari janger ini.  Maka dari itu tulisan ini dibuat oleh penulis untuk mengajak para generasi muda terutama bagi para pemuda dan pemudi Bali yang diketahui masih cukup kental dengan adat istiadat mereka yang diwadahi dalam perkumpulan STT (Seka Teruna Teruni) untuk mengenal lebih dalam dan lebih jauh lagi mengenai kebudayaan local yaitu tari janger.  Pelajari budaya sendiri, dan kita juga bisa menjadi idol bagi Pulau Dewata ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun