Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis adalah usaha Meng-ada-kan ku

Mencari aku yang senantiasa tidak bisa kutemui

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kunjungan ke Ukraina dan Rusia oleh Jokowi Patut Dipuji atau Dicaci?

6 Juli 2022   08:32 Diperbarui: 6 Juli 2022   08:36 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran ibu negara secara implisit menunjukkan bahwa Jokowi yakin bahwa baik Rusia dan Ukraina akan menjaga momentum pertemuan itu. Pastilah resikonya sangat besar, tapi di situ justru menunjukkan keberanian dan keyakinan Jokowi bahwa dirinya membawa misi damai.

Kemudian ada polemik, apakah Jokowi benar membawa pesan perdamaian atau sekedar membicarakan kepentingan ekonomi saja? Hal itu karena dalam pembicaraan tersebut Jokowi menyampaikan bahwa pertikaian tersebut menyebabkan krisis pangan dan energi di seluruh dunia. 

Sebenarnya di sinilah nampak kebijakan Jokowi sebagai pembawa pesan damai. Dia tidak memulai pembicaraan dengan alasan politik tapi  ekonomi dan penderitaan kemanusiaan akibat perang. Suatu bahasa universal yang diterima semua orang.

Dengan sudut pembicaraan ini Jokowi mau mengatakan kepada kedua negara, terlebih kepada Rusia, bahwa perang memang mengakibatkan kesengsaraan dan kemiskinan bagi umat manusia. Jadi perang bukan saja berakibat pada kedua negara yang sedang bertikai.

Kembali pada pertanyaan apakah kunjungan Jokowi patut dipuji atau dicaci?

Bagi yang masih punya nurani dan bisa bersikap obyektif, jelas kunjungan Jokowi patut dipuji dan dihargai. Pesan damai sudah disampaikan. Pintu damai sudah dibuka oleh Jokowi, walau apakah hal itu mau dipakai oleh Rusia dan Ukraina, tentu menjadi tanggung jawab mereka berdua.

Namun yang jelas, Jokowi sudah menunjukkan bahwa dirinya dihargai dan dipercaya oleh kedua negara sebagai pembawa misi perdamaian.

Pembawa damai sejati tentu tidak menghiraukan nyinyiran dari para pembenci. Dalam hal ini, justru suara para pengkritik itu adalah penghargaan tersembunyi dari mereka, karena para pembenci ini tidak berbuat apa - apa, hanya berkata - kata saja. Jokowi sudah membuktikan dirinya sudah berbuat, tidak hanya mencaci maki dan menyalahkan saja. 

Dalam kegelapan perang Jokowi sudah menyalakan lilin perdamaian. Walau nyalanya kecil, tapi bisa melawan pekatnya kegelapan.  ***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun