Mohon tunggu...
gunawan trihantoro
gunawan trihantoro Mohon Tunggu... Penulis - Berbuat untuk Perubahan

Penulis Buku Cinta Karya Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melawan Iblis di Hatiku

24 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 24 Agustus 2020   19:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku rebahkan tubuhku di atas kasur sambil menatap langit-langit kamar. Sesekali aku memejamkan kedua mata untuk memahami sesuatu yang sedang menganggu dan mengusik ketenangan hatiku.

Namun, di saat aku mencoba memahami semua yang sedang menimpa diriku, terjadi pertarungan di dalam hatiku. Seperti ada dua makhluk yang saling mempengaruhi hatiku, yang itu membuatku kesal dan marah untuk mengikuti keinginan keduanya.

"Kamu ini iblis atau malaikat, jangan terus mengganggu dan mengusik ketenangan hatiku", hardikku dalam hati.

"Pergilah kalian berdua, jangan terus bersemayam di hatiku. Aku ingin tenang dalam kesendirianku. Biarkan aku menikmati hari-hariku seperti biasanya. Aku mohon, pergilah?", pintaku memelas.

Aku merasakan begitu lelah, dan pada akhirnya tertidur pulas di atas tempat tidurku. Entah berapa lama aku tertidur saat itu.

Tanpa disadari, aku sudah berada di tepian danau seorang diri. Danaunya terlihat sangat tenang dan indah di bawah cahaya purnama. Dan diitepian danau banyak tumbuh aneka macam bunga yang mengeluarkan aroma harum mewangi.

Aku hanya bisa diam dan terpaku melihat semua kejadian malam itu. Dan tanpa disengaja, pandangan mataku tertuju pada bayangan hitam yang berada di tengah-tengah danau.

Belum hilang bayangan hitam dalam pandanganku, muncul cahaya putih yang begitu terang di atas danau. Di tengah cahaya putih itu, terlihat jelas wajah seseorang yang sangat aku kenal. Wajah itu adalah guruku, beliau KH. Aang Saepudin.

Beliau menatapku sambil berkata lirih, "Gun, yang ada di tengah-tengah danau itu adalah iblis yang terus mengganggumu. Kamu harus melawannya!"

Beberapa saat kemudian, bayangan hitam dan cahaya putih itu menghilang bersamaan dari pandanganku. Akhirnya, akupun tersadar dan terbangun dari tidurku.

Lalu, aku bangun dan bangkit dari tempat tidurku. Aku terus memikirkan kata-kata guruku dalam mimpi tadi. Mungkin benar kata guruku dalam mimpi tadi, "Iblislah yang telah mengganggu, dan aku harus melawannya!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun