Mohon tunggu...
Gunawan Sundani
Gunawan Sundani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Melestarikan Budaya Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Si Gadis Tanpa Sosok Ayah

8 September 2024   23:01 Diperbarui: 8 September 2024   23:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang gadis yang sering menangis tak kenal waktu karena teringat kepada sosok seorang ayah yang sudah tiada. Si gadis sangat amat dekat dengan ayahnya sehingga ia merasakan benar-benar kehilangan dan merasakan kesedihan tanpa seorang ayah dalam hidupnya. Si gadis kehilangan tempat mengadu, tiada lagi orang yang bisa mengerti terhadap dirinya. Kehilangan ayah merupakan sesuatu hal yang sangat tidak diinginkan olehnya sehingga dilanda oleh perasaan dan mood yang tidak menentu dalam dirinya. Kesedihan selalu datang dalam dirinya seolah-olah dirinya tidak ikhlas dengan kepergiannya karena dirinya merasa tidak ada lagi orang yang mau memperhatikannya. Bahkan dalam keadaan sakit tidak ada orang yang percaya dan mau memperhatikannya. 

Dengan kehilangan sosok seorang ayah maka kehilangan juga tempat ia mengadu. Di rumah hanya tinggal dengan sosok ibu, cara ibu tidak sama dengan cara ayah dalam memberikan kasih sayang terhadap dirinya. Dengan kasih sayang dan perhatian yang didapat dari seorang ibu tidak sama dengan yang diberikan oleh ayahnya. Maka tinggal bersama keluarga sendiri tapi rasanya seperti bukan tinggal dengan keluarga sendiri karena cara memperlakukan dirinya itu sangat jauh berbeda dengan ayahnya. Maka dengan demikian kehadiran seorang ayah itu sangat penting baginya. Kehadiran sosok ayah bukan hanya sekedar mencari materi atau memenuhi kebutuhan hidup saja, tetapi kehadiran sosok seorang ayah itu dapat memenuhi kebutuhan yang lebih dari itu dalam hidupnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun