Semenjak promosi digencarkan, Ancika: Dia yang Bersamaku 1995 memang menyampaikan bahwa film ini memiliki kualitas yang berbeda dari trilogi asli Dilan yang rilis sebelum pandemi.Â
Buat yang belum tahu, film ini merupakan versi Spin-off atau reboot dari film terkenal bertajuk "Dilan", namun penulisan naskahnya, latar waktu, serta pewartaan pesannya berbeda dengan versi trilogi yang sudah pernah ditayangkan sebelumnya.
Adapun unsur bahasa Sunda dalam film ini juga menjadi pembeda yang mesti diperhatikan pemirsa.
Seperti yang telah disebutkan tadi, film ini diarahkan oleh Benni Setiawan, dan dia berhasil menghadirkan gombalan dan gaya tengil Dilan yang mengesalkan namun tetap membuat tertawa.Â
Visual
Sebagai visualisasi, karakter Dilan terasa lebih dewasa pada versi ini, sehingga memberikan nuansa yang berbeda dari versi sebelumnya.
Latar suasana perjalanan kisah antara Dilan dan Ancika berjalan lebih kuat dengan penggunaan bahasa daerah, yaitu bahasa Sunda di Bandung pada tahun 1990-an.
Pemirsa pun disuguhkan dengan penggambaran yang sekilas menampilkan gejolak pra-reformasi yang dialami oleh mahasiswa pada waktu itu.
Benni selaku sutradara film Ancika berani memberikan visualisasi tentang semangat mahasiswa dan aspirasi demokrasi yang kini mungkin sudah menguap.
Akting Pemeran
Apakah ada yang belum tahu bahwa pemeran Ancika ialah seorang penyanyi dari grup idol JKT48?
Nah, untuk urusan akting, pemirsa mungkin dapat menurunkan harapan merujuk pada pengalaman sebelumnya.Â
Akan tetapi, siapa sangka bahwa Zee JKT48 dan Arbani Yasiz berhasil membawa karakter kedua pasangan peran ini menutup bayang-bayang Vanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan sebagai pasangan peran sebelumnya.Â