Nampak jelas dalam poster dan judul bahwa film ini akan menggambarkan proses penyiksaan di neraka.
Review Pembuka: Pemaparan Kisah dan Karakter
Kisah dimulai dengan prosesi doa atas meninggalnya Zahra, anak Pak Harjo, si Kyai desa.Â
Tyas, yang masih kecil digambarkan mempunyai kepekaan terhadap makhluk tak kasat mata, mendengar jeritan-jeritan Zahra yang hanya terdengar olehnya.Â
Penggambaran anak-anak Ustaz Syakir mengungkap sisi gelap masing-masing di mana Saleh, anak yang tampak baik di mata Ustaz Syakir, ternyata suka berjudi dan menipu, Fajar terlibat dalam aktivitas seksual, dan Azizah terlibat dalam aksi fitnah yang menelan korban.
Review Pertengahan: Kecelakaan, Hukuman dan Petualangan Siksa Neraka
Ketika orang tua mereka mendapat undangan untuk berkunjung ke kediaman Dini, Azizah dan saudaranya diam-diam pergi ke ajang menyanyi.Â
Singkat cerita, mereka mengalami kecelakaan tragis menyeret mereka ke alam penyiksaan yang menyerupai Neraka.Â
Meskipun premis ini menjanjikan ketegangan, beberapa adegan jumpscare, terutama penampakan hantu, dianggap mengganggu jalannya cerita dan memecah fokus dari alur utama.
Review Lanjutan: Dialog Siksa Neraka
Dalam perjalanan ceritanya, beberapa percakapan yang tidak konsisten muncul, seperti dialog karakter Tyas yang tampak "serba tahu" mengenai ketinggian air sungai.Â
Adegan melewati sungai juga terasa nggak konsisten dengan kondisi air sebenarnya, dan pencarian anak-anak Ustaz Syakir terkesan kurang dramatis, terutama penemuan salah satu anak yang agaknya menimbulkan keanehan.
Review Visual dan Suara
Pemilihan latar musiknya belum maksimal, bagi para penonton termasuk saya terdengar biasa saja, tidak memberikan dampak emosional yang mendalam.Â
Namun, ada poin positif yakni akting pemeran anak-anak ustaz berhasil menghidupkan hubungan persaudaraan dengan cukup meyakinkan.Â