Mohon tunggu...
Gunawan Sianturi
Gunawan Sianturi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Gunawan Sianturi ialah seorang pria yang memiliki antusias pada dunia sinema, senang mengulik informasi seputar game, teknologi, uang, dan issue terbaru. Gunawan Sianturi, seorang penulis yang ahli dalam bidang SEO, saat ini menjalankan profesi sebagai SEO Writers dan Freelance Writers. Penulisan yang dioptimalkan untuk mesin pencari, memastikan konten mudah ditemukan dan mendapatkan peringkat tinggi di hasil pencarian online.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Sinopsis The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes, Coriolanus Snow dan Lucy Gray Baird

18 November 2023   21:58 Diperbarui: 18 November 2023   22:16 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Review The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes

Pada kesempatan ini akan dibahas perihal review, sinopsis film "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes" atau "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes"

Film yang berasal dari waralaba populer Amerika Serikat ini dirilis pada tahun 15 November 2013, kali ini disutradarai oleh Francis Lawrence, dibantu oleh Michael Lesslie dan Michael Arndt dalam pembuatan skenario film tersebut.

Dalam dunia sinema adaptasi dari novel berjudul serupa karya Suzanne Collins, menampilkan beragam aksi ketika memasuki arena dengan penuh kekuatan yang intens.

Mengutip laman iMDb.com, (18/11/2023) pukul 21.00 WIB, The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes merupakan satu dari lima puluh film terpopuler saat ini.

The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes masih membawa penonton ke dunia distopia yang kelam, di mana sebuah Capitol yang kejam mengadakan permainan mematikan yang disebut "The Hunger Games" sebagai bentuk kontrol terhadap distrik-distrik.
Film yang dibintangi sederet aktris dan aktor muda ini menawarkan beberapa pengalaman baru.

Penasaran seperti apa filmnya? Berikut adalah review film The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes, beserta sinopsis film tersebut yang dirangkum oleh penulis (Gunawan S/Kompasiana).

Sinopsis The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes

Menceritakan Tom Blyth sebagai Coriolanus Snow, anak dari Jenderal Crassus Snow, seorang bangsawan di Panem.

Rachel Zegler sebagai Lucy Gray Baird sebagai salah satu peserta dalam turnamen tahunan The Hunger Games ke-10 .

Lucy Gray Baird digambarkan sebagai gadis lugu dari keluarga sederhana. Memiliki profesi sebagai petani, ia direkrut langsung oleh Coriolanus Snow.

Lintasan waktu The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes yaitu 64 tahun sebelum peristiwa film pertama, dengan pengembangan cerita lebih berfokus pada sudut pandang bangsawan Coriolanus Snow.

Coriolanus Snow ditampilkan sebagai salah satu dari 24 mentor di Hunger Games tahunan yang kesepuluh, pada saat itu peminat Hunger Games masih rendah.

Snow The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb
Snow The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb
Lalu, penulis Game Casca Highbottom menyarankan para mentor untuk fokus pada penghormatan terhadap kontestan untuk menghibur penonton daripada memenangkan Olimpiade.

Coriolanus kemudian memilih perempuan dari Distrik 12, yaitu Lucy Gray Baird setelah menarik perhatiannya dengan bernyanyi saat memanen.

Coriolanus pun akhirnya menjalin hubungan sebagai mentor Lucy Gray demi memenangkan hati pemirsa, pasalnya mentor dengan kinerja terbaik dijanjikan sesuatu.

Akhirnya, Coriolanus dan Lucy Gray pun membangun chemistry mempertontonkan aksi serta drama roman yang unik.

Baca Juga: Sinopsis Film Immersion 2023, Pencelupan dan Misteri Pulau yang Terkait Dunia Maya

Menampilkan Visual yang Memukau

Salah satu elemen yang memukau dari film ini adalah inovasi visualnya, terutama dalam merepresentasikan "The Capitol" dan "Arena".

Desain yang futuristik namun tragis memberikan nuansa yang sesuai dengan atmosfer cerita. 

Dari kostum-kostum flamboyan hingga teknologi tinggi yang mewujudkan Arena, setiap detail tampaknya dirancang dengan cermat untuk menciptakan dunia yang memukau dan menakutkan.

Karakter Lebih Banyak

Tidak seperti sebelumnya, kali ini penonton bukan menyaksikan Jennifer Lawrence memainkan peran utama sebagai Katniss Everdeen, dengan keberanian yang luar biasa.

Namun, diperkenalkan karakter baru dari generasi berbeda yang masih berkaitan dengan jiwa dan semangat Katnis Everdeen sebagai simbol perlawanan dan keberanian di tengah ketidakadilan.

Atmosfer Menegangkan

Francis Lawrence berhasil menciptakan atmosfer tegang yang melekat sepanjang film.

Lucy Gray Baird dan peserta lain menghadapi tantangan di Arena, penonton merasakan ketegangan dan adrenalina yang sama.

Penggunaan musik yang cerdas dan penyuntingan yang tajam mendukung ketegangan ini, menciptakan pengalaman menonton yang intens dan memikat.

Analisis Psikologis

Penting untuk dicatat bahwa film ini tidak hanya sebuah film aksi, tetapi juga menghadirkan analisis psikologis yang mendalam.

Bagaimana peserta harus beradaptasi dengan keadaan yang berubah secara dinamis di Arena, serta interaksi mereka dengan yang lain, menggambarkan sisi manusiawi dan kejamnya sifat manusia.

Film ini mengajukan pertanyaan tentang moralitas dan etika, menyajikan lebih dari sekadar pertempuran fisik.

Lucy, Snow The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb
Lucy, Snow The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb

Efek Sosial

Waralaba The Hunger Games memang terkenal dengan kritikan terhadap kontras ketidakadilan sosial di masyarakat.

Film ini menyampaikan dengan cukup baik bahwa ada dampak sosial yang signifikan. 

Penciptaan Capitol yang mewah dan Distrik-distrik yang miskin merangsang refleksi tentang ketidaksetaraan sosial.

Film ini menjadi kritik sosial yang tajam, mengingatkan penonton akan ketidakadilan di dunia nyata.

Dengan memanfaatkan genre fiksi ilmiah, "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes" menjadi medium untuk menyampaikan pesan yang mendalam tentang perbedaan kelas serta kekuatan penguasa.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Madame Web, Salah Satunya Mampu Membuka Jendela Alam Semesta

Pontensi

Meskipun film ini mendapat sambutan positif secara umum, beberapa kritikus menyoroti bahwa ada potensi untuk pengembangan karakter yang lebih dalam.

Beberapa karakter mungkin terasa kurang dikembangkan, terutama dengan fokus pada aksi dan plot yang cepat.

Meskipun hal ini mungkin berkaitan dengan kebutuhan untuk memadatkan elemen cerita dari buku, pengembangan karakter yang lebih mendalam bisa menjadi tambahan berharga.

Penutup

Film "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes” adalah sajian segar perjalanan yang mendebarkan ke dalam dunia yang kejam dan penuh tekanan.

Dengan inovasi visual yang memukau, keberanian protagonis yang mengagumkan, dan dampak sosial yang kuat, film ini menjadi tonggak dalam sinema distopia.

Dengan pesan moral yang mendalam dan analisis psikologis yang cermat, "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes" menawarkan lebih dari sekadar hiburan aksi, tetapi juga refleksi tentang sifat manusia dan masyarakat.

Lucy & Snow The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb
Lucy & Snow The Ballad of Songbirds & Snakes/iMDb

Baca Juga: 20 Daftar Rekomendasi Film Misteri Thriller Terbaik Sepanjang Masa Mirip "Parasite", Pasti Seru Menegangkan

Sebagai tambahan, performa akting Tom Blyth dalam "The Hunger Games: The Ballad Songbirds & Snakes" berhasil menghidupkan karakter Coriolanus Snow dengan keberanian dan kekuatan emosional.

Sisi lain dari Coriolanus Snow sebagai salah satu mentor pertunjukkan The Hunger Games memberi penonton sudut pandang lebih segar.

Jay Blyth dan Rachel Zegler memberikan performa yang cukup baik sebagai pemeran utama dalam film "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes". 

Dengan penuh keberanian, Blyth membawa karakter ini ke dalam kehidupan dengan paradigma sosial yang belum banyak diketahui. 

Keterampilan beraktingnya yang meyakinkan dan penampilan yang mendalam menggarisbawahi penampilan Blyth saat moralitasnya dipertanyakan terkait ketidakadilan.

Demikian adalah review The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes", beserta sinopsis film tersebut. Film yang memicu ketegangan emosional, refleksi sosial, serta memberi penyegaran pengalaman menonton khususnya untuk para penggemar.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun