Mohon tunggu...
Gunawan Sianturi
Gunawan Sianturi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Gunawan Sianturi ialah seorang pria yang memiliki antusias pada dunia sinema, senang mengulik informasi seputar game, teknologi, uang, dan issue terbaru. Gunawan Sianturi, seorang penulis yang ahli dalam bidang SEO, saat ini menjalankan profesi sebagai SEO Writers dan Freelance Writers. Penulisan yang dioptimalkan untuk mesin pencari, memastikan konten mudah ditemukan dan mendapatkan peringkat tinggi di hasil pencarian online.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

153 Juta Orang Terancam Risiko yang Ditimbulkan Polusi Udara, Siapkah Jakarta?

15 Juni 2023   17:22 Diperbarui: 15 Juni 2023   17:31 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi polusi udara /sumber: pexels/cottonbro studio)


Polusi udara merupakan sebuah issue yang menarik untuk selalu dibahas hingga sekarang ini, sebagai warga Jakarta sebagai salah satu kota yang terpapar polusi udara cukup parah mesti siap dengan risiko yang ditimbulkan.

Biasanya yang menjadi biang penyebab polusi udara adalah pembakaran bahan bakar fosil tidak ramah lingkungan, misalnya minyak bumi, dan batu bara.


Penggunaan bahan bakar tersebut tentunya dimanfaatkan guna menciptakan energi sebagai transportasi, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya.


Hal ini meningkatkan pencemaran udara tiap tahun di berbagai belahan bumi.


Dampak yang dirasakan manusia terhadap pencemaran udara ini pun beragam, mulai dari yang ringan hingga berat.

Menurut studi terbaru yang mengevaluasi hubungan antara polusi udara dan demensia, yakni yang pertama memasukkan studi berdasarkan pemastian kasus aktif dan untuk mengevaluasi studi menggunakan alat penilaian bias baru yang lebih kuat.

Mengutip dari meta-analisis Harvard T.H. Chan School of Public Health, bahwa paparan polutan udara partikulat halus (PM2.5) dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia.

Sekarang ini mereka tengah mempertimbangkan untuk memperkuat batas paparan PM2.5 oleh organisasi seperti Badan Perlindungan Lingkungan.

 "Temuan kami mendukung pentingnya kesehatan masyarakat dari tindakan semacam itu," Ujar Marc Weisskopf, Cecil K. dan Profesor Philip Drinker dari Epidemiologi dan Fisiologi Lingkungan, seperti dikutip Kompasiana.com, (15/6/2023).

Studi yang mereka gunakan adalah dengan menggabungkan penelitian yang lebih baru melibatkan penyaringan seluruh populasi studi, diikuti dengan evaluasi demensia tatap muka dari peserta yang tidak menderita demensia pada awal.

Dengan teknik tersebut, baru-baru ini The BMJ menerbitkan bahwa lebih dari 57 juta orang di seluruh dunia saat ini mengidap demensia, dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 153 juta pada tahun 2050.
 
Kasus tersebut mempunyai faktor risiko yang berpotensi dapat ditingkatkan oleh paparan polutan udara sebesar 40%.

Para peneliti menyimpulkan bahwa perkiraan asosiasi polusi udara dengan risiko demensia lebih kecil daripada faktor risiko lainnya.


Namun, karena jumlah orang yang terpapar polusi udara sangat banyak, implikasi kesehatan pada tingkat tertentu juga bisa sangat besar.***

Sumber: http://www.hsph.harvard.edu/news
https://klikdokter.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun